https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Stagnan Menjelang Lebaran

Stagnan Menjelang Lebaran

Kualitas panen yang kurang baik disebut sebagai penyebab harga TBS sawit tidak naik. Foto: katakabar.com

Petani kelapa sawit diminta memanen TBS kelapa sawit yang masak sempurna.

BORO-boro naik, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu malah stagnan menjelang Lebaran Idul Fitri tahun ini. Kualitas panen dituding sebagai penyebabnya.

Untuk April ini, harga TBS sawit hampir sama dengan Maret 2023 lalu. Bahkan hasil dari rapat yang dilakukan  Pemprov Bengkulu bersama dengan pelaku industri kelapa sawit di wilayah ini, belum membuat harga TBS kelapa sawit meningkat.

Sub koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHP) Dinas TPHP Provinsi Bengkulu, Yuhan Syahmeri SP MP mengatakan, harga TBS kelapa sawit pada April 2024 ini Rp 2.447 per kilogram atau tidak jauh berbeda dengan harga pada Maret 2024 sebesar Rp 2.489 per kilogram. 

Harga tersebut merupakan hasil dari rapat pada 28 Maret 2024 lalu yang dihadiri oleh 7 PKS dari 31 PKS yang ada di Provinsi Bengkulu, serta mendapat surat pernyataan persetujuan dari organisasi perusahaan kelapa sawit seperti Gapki, Kadin, dan Apkasindo.

"Harga TBS April relatif sama bila dibandingkan dengan harga Maret atau hanya menurun Rp 42," ujar Yuhan, Selasa (2/4).

Yuhan menambahkan, penurunan harga ini disebabkan oleh kualitas TBS yang dipanen oleh petani tidak terlalu baik. Sehingga turut mempengaruhi penurunan indeks K. 

"Makanya sudah jauh hari kita minta petani bisa mempertahankan dan meningkatkan kualitas hasil panennya, tapi tetap saja tidak maka harga TBS kelapa sawit masih stagnan," ujar Yuhan.

Ia berharap, petani kelapa sawit di Bengkulu bisa memanen TBS kelapa sawit yang masak sempurna. Sehingga bisa berdampak pada kualitas CPO yang dihasilkan.

"Diharapkan kepada petani sawit di Provinsi Bengkulu agar memanen TBS sawit yang benar-benar telah masak sempurna atau masuk kategori 1 sehingga berdampak pada kualitas yang dihasilkan saat proses pengolahan. Hal ini menjadi faktor vital kenaikan harga TBS kedepan," tambahnya.

Salah satu petani di Bengkulu, Ahmad mengaku, akan lebih berhati-hati dalam proses panen. Sehingga bisa menghasilkan TBS dengan kualitas yang lebih baik, yang dapat mendukung kenaikan harga di masa mendatang.

"Kami akan berusaha memanen TBS dengan lebih teliti agar kualitasnya meningkat, mengikuti nasihat dari para ahli dan pihak terkait," ujar Ahmad.

Kendati demikian, Ahmad mengungkapkan, kekhawatiran terkait dampak penurunan harga terhadap pendapatan mereka.

"Meskipun penurunan harga tidak signifikan, tetap saja akan berdampak pada pendapatan kami, terutama menjelang Idul Fitri yang menjadi momen penting," ungkap Ahmad.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi berjanji untuk terus memantau dan memberikan dukungan kepada para petani untuk menjaga stabilitas harga serta meningkatkan kesejahteraan mereka. 

"Kami akan berupaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada petani agar dapat menghadapi fluktuasi harga dengan lebih baik," pungkasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS