https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

'Azab' Petani Ulah Rantai Pemasaran yang Panjang

Ilustrasi petani sawit di Bengkulu. Foto: Dok. Elaeis

"Kami menyarankan pembelian TBS sawit bisa dilakukan secara langsung dari petani oleh PKS."

KENAPA harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di tingkat petani di Provinsi Bengkulu relatif rendah? Justru di saat daerah-daerah lain berlomba dalam orkestrasi kenaikan harga.

Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Dehasen Bengkulu, Dr. Ansori Tawakal SE MM, penyebabnya adalah akibat rantai pemasaran TBS kelapa sawit dari petani hingga PKS yang panjang.

"Rantai pemasaran TBS kelapa sawit di Bengkulu masih panjang, dari petani kemudian ke pengepul, kemudian ke RAM, baru kemudian ke PKS. Itu membuat harga TBS kelapa sawit yang diterima petani semakin rendah," kata Ansori, Selasa (2/4). 

Menurut Ansori, harga TBS kelapa sawit di Bengkulu kini mencapai Rp 2.600 per kilogram. Namun, akibat rantai pemasaran TBS kelapa sawit yang panjang, petani hanya mendapatkan Rp 2.300 per kilogramnya. Hal ini menandakan adanya kesenjangan besar antara harga di tingkat petani dengan harga pasaran. 

"Makanya kami menyarankan pembelian TBS bisa dilakukan secara langsung dari petani oleh PKS untuk meningkatkan harga jualnya," ujar Ansori.

Ia menekankan, penting adanya kerjasama antara PKS dengan kelompok tani, koperasi, serta swadaya. Hal itu dilakukan untuk menciptakan sistem pemasaran yang lebih efisien.

"Pola kemitraan seperti itu bisa membantu petani di Bengkulu langsung menjual hasil buah sawit ke pabrik kelapa sawit," ungkap Ansori. 

Langkah memotong rantai pemasaran ini diyakini dapat memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Selain meningkatkan pendapatan petani, hal ini juga dapat mengurangi biaya logistik dan pengangkutan buah sawit. Dengan demikian, PKS dapat memperoleh bahan baku dengan harga yang lebih kompetitif.

"Pola kemitraan atau kerjasama ini menguntungkan kedua belah pihak, jadi tidak ada yang dirugikan," pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, John Simamora mengatakan, bukan hanya meningkatkan harga TBS kelapa sawit ditingkat petani, memotong rantai pemasaran juga dapat meningkatkan kualitas dan keberlanjutan produksi kelapa sawit. 

"Oleh sebab itu, kami berharap, dukungan dari pemerintah daerah dan lembaga terkait diharapkan dapat mempercepat implementasi pola kemitraan ini.

Langkah ini dianggap strategis dalam mendukung pembangunan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani kelapa sawit di Bengkulu," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS