Bisa jadi para pelaku usaha pariwisata di Bengkulu terus-terusan berdoa supaya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit selalu tinggi.
Soalnya dari hasil analisa Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Bengkulu, kalau harga TBS anjlok, otomatis kunjungan wisata di Bumi Rafflesia itu akan anjlok pula.
"Saat harga TBS Rp1.500 per kilogram, kunjungan wisatawan menurun. Tapi setelah harga TBS mencapai Rp2.300 per kilogram, kunjungan wisatawan meningkat," kata Ketua DPD ASPPI Bengkulu, Krisna Gamawan, tadi siang.
Fenomena ini terjadi kata Krisna lantaran sebagian besar penduduk Bengkulu berprofesi sebagai petani kelapa sawit.
"Kalau harga sawit tinggi, mereka rutin berwisata, baik di dalam maupun di luar daerah. Bahkan pemesanan tiket pesawat untuk liburan pun meningkat," terangnya.
Lantaran itu, Krisna mengajak pemerintah daerah untuk terus menjaga agar harga TBS tetap stabis. Sebab dengan stabilnya harga TBS, dampak positifnya akan kemana-mana, tak hanya ke sektor pariwisata, tapi juga perdagangan besar maupun kecil.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Karmawanto, tak memungkiri fenomena yang terjadi itu. Logikanya sederhana saja, bila harga TBS tinggi, duit petani sawit akan banyak. Dampaknya, petani akan bisa lebih konsumtif.