"Kami lihat pemerintah tidak peduli dengan petani sawit."
KETIKA harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di beberapa daerah di Pulau Sumatera mengalami kenaikan menjelang Lebaran Idul Fitri tahun ini, kondisi sebaliknya justru terjadi di Provinsi Bengkulu: mengalami penurunan.
Menurut Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, John Simamora, harga TBS kelapa sawit di Bengkulu pada April 2024 ini ditetapkan Rp 2.447 per kilogram atau mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai Rp 2.489 per kilogram.
"Dalam situasi seperti ini, sulit rasanya bagi petani untuk merayakan Lebaran dengan penuh sukacita," ujar John, Kamis (4/4).
John menyampaikan, di beberapa daerah di Sumatera, harga TBS kelapa sawit justru mengalami kenaikan. Misalnya, di Sumatera Barat telah mencapai Rp 3.044,68 per kilogram, sedangkan di Riau berkisar antara Rp 2.816,85 hingga Rp 2.918,28 per kilogram. Di Sumatera Utara pun, harga TBS kelapa sawit telah mencapai Rp 3.020,36 per kilogram.
"Semua harga TBS kelapa sawit di sejumlah daerah di Sumatera mengalami kenaikan, itu terjadi menyusul harga CPO yang telah mencapai Rp 13.345 per kilogram," ujar John.
Pernyataan John tersebut menunjukkan bahwa ketidakadilan dalam harga TBS kelapa sawit masih menjadi permasalahan yang dihadapi petani di Bengkulu. Hal ini juga memicu kekhawatiran akan dampak ekonomi bagi para petani, terutama menjelang hari raya.
"Bagaimana petani bisa merayakan Lebaran dengan tenang jika kondisi ekonomi kami semakin sulit?" ujarnya dengan nada prihatin.
Kondisi ini juga memunculkan pertanyaan tentang kebijakan pemerintah terkait stabilisasi harga TBS kelapa sawit di Bengkulu. Sejumlah petani menyatakan harapan agar pemerintah dapat memberikan perhatian lebih dalam menyelesaikan masalah ini.
"Kami lihat pemerintah tidak peduli dengan petani sawit, seharusnya mereka lebih peduli, ini tidak sama sekali," pungkasnya.
Sementara itu, perwakilan dari pemerintah daerah setempat belum memberikan tanggapan terkait protes yang dilakukan oleh para petani kelapa sawit di Bengkulu. Penantian akan respons dari pihak berwenang pun semakin menambah ketegangan di kalangan petani di daerah ini.