"Kami akan meningkatkan investasi di daerah ini untuk menciptakan lapangan kerja."
MARAKNYA aksi pencurian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu, terutama menjelang Lebaran, disebabkan kurangnya lapangan kerja yang mampu menyerap pengangguran.
"Akibatnya memicu orang untuk melakukan tindak kejahatan pencurian," kata Pengamat Ekonomi Provinsi Bengkulu, Prof Dr Ahmad Badawi Saluy SE MM., Jumat (5/4).
Dikatakan, kalau orang tidak memiliki pekerjaan atau menganggur mereka tidak memiliki pendapatan, sementara mereka memerlukan kebutuhan hidup. "Hal itulah yang memicu pencurian," kata Ahmad.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini terdapat lebih dari 37 ribu pengangguran di Bengkulu. Hal ini berpotensi mendorong mereka untuk mencari penghasilan dengan cara yang tidak sah, termasuk dengan mencuri TBS kelapa sawit.
"Tidak hanya tindak kejahatan, banyaknya pengangguran di Bengkulu juga berdampak pada kenaikan angka kemiskinan di daerah ini," tuturnya
Menanggapi kondisi ini, Kepala Disnakertrans Provinsi Bengkulu, Syaifuddin mengatakan, bahwa pihaknya akan meningkatkan pembangunan ekonomi di daerah ini.
Menurutnya, pembangunan ekonomi yang dilakukan dengan benar akan dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Bengkulu.
"Kami akan meningkatkan investasi di daerah ini untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian," ujar Syaifuddin.
Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan di sekitar kebun kelapa sawit. Salah satunya dengan memberitahu pihak keamanan jika melihat aktivitas mencurigakan di sekitar kebun kelapa sawit.
"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan di sekitar kebun kelapa sawit agar tidak ada kasus pencurian lagi," tutupnya.