https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Petani

Petani Sawit Ini Mengaku Kesulitan Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari

Petani Sawit Ini Mengaku Kesulitan Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari

Ilustrasi pedagang barang kebutuhan pokok di Bengkulu. Foto: rri.co.id

"Rata-rata harga komoditas pangan strategis naik menjelang Idul Fitri."

PARA petani kelapa sawit di Provinsi Bengkulu dihadapkan dengan kondisi yang kontraproduktif. Yaitu, terpaksa membeli bahan kebutuhan pokok dengan harga tinggi di saat nilai jual sawit rendah.

Budi Santoso, seorang petani sawit di Bengkulu, mengaku cukup sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari mengingat banyak harga komoditas pangan mengalami kenaikan

"Harga tandan buah segar (TBS) sawit yang turun membuat kami sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi dengan kenaikan harga-harga barang kebutuhan pokok seperti daging," tutur Budi.

Namun, tidak semua pihak merasa khawatir. Seorang pedagang daging di Pasar Tradisional Kota Bengkulu, Siti menyambut, baik kenaikan harga komoditas pangan.  "Kenaikan harga bahan pokok ini adalah kesempatan bagus bagi kami para pedagang untuk meningkatkan pendapatan," tuturnya.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Dehasen Bengkulu, Dr. Ansori Tawakal SE MM menjelaskan, bahwa fenomena ini adalah sebuah paradoks ekonomi yang menarik perhatian. Sebab ketika harga TBS kelapa sawit menurun, harga komoditas pangan strategis justru mengalami kenaikan.

"Pada pekan sebelumnya, harga TBS kelapa sawit naik, kemudian pada pekan ini turun, namun penurunan itu tidak diikuti oleh penurunan harga komoditas pangan strategis, karena saat ini harga sejumlah komoditas pangan naik," kata Ansori, Sabtu (6/4)

Ia menjelaskan, harga komoditas pangan seperti bawang putih dan bawang merah pada pekan lalu hanya berkisar antara Rp 34 ribu hingga Rp 38 ribu per kilogram. Namun, saat ini, harga kedua komoditas tersebut melonjak drastis menjadi Rp 45 ribu per kilogram. 

Selain itu, harga daging sapi yang sebelumnya dijual seharga Rp 130 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 140 ribu per kilogram. Begitu juga dengan harga daging ayam kampung yang sebelumnya Rp 70 ribu per kilogram, kini mencapai Rp 80 ribu per kilogram.

"Rata-rata harga komoditas pangan strategis naik menjelang Lebaran Idul Fitri, tapi harga TBS kelapa sawit malah menurun," jelasnya.

Ia menambahkan, meskipun harga komoditas pangan meningkat, harga TBS kelapa sawit di Bengkulu justru mengalami penurunan. Saat ini, harga TBS kelapa sawit hanya berkisar antara Rp 2.230 hingga Rp 2.550 per kilogram. Penurunan ini terlihat dari harga awal Ramadan yang mencapai lebih dari Rp 2.600 per kilogram.

"Sebelumnya harga TBS kelapa sawit di Bengkulu sempat diatas Rp 2.600 per kilogram, sekarang sudah turun dibawah itu," tambah Ansori.

Menurutnya, dampak penurunan harga TBS kelapa sawit tentu saja sangat dirasakan oleh petani sawit. Akibat penurunan harga tersebut, petani kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok menjelang Lebaran Idul Fitri.

"Penurunan tersebut tentu saja memberatkan masyarakat khususnya petani sawit. Sebab dengan harga TBS kelapa sawit yang menurun, mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok mengingat harga komoditas pangan strategis mengalami kenaikan menjelang Idul Fitri tahun ini," tutup Ansori.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS