https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Dua Tahun Petani Sawit Menunggu; Masih di Ratas

Dua Tahun Petani Sawit Menunggu; Masih di Ratas

Direktur Jenderal Perkebunan, Andy Nur Alamsyah, saat menyampaikan paparan. foto: aziz

Akankah Rp30 juta hanya untuk P0?

Setelah dua tahun terus-terusan digembar-gemborkan petani, akhirnya permintaan kenaikan dana hibah  Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sampai juga di meja rapat terbatas (ratas) Presiden Jokowi kemarin. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartato yang menceritakan itu kepada wartawan usai rapat, di komplek Istana Presiden. 

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit-Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-Pir) Riau, Sutoyo, senang mendengar kabar itu. Maklum, kenaikan besaran dana hibah PSR tadi, sudah 2 tahun ditunggu petani. 

Petani sangat berharap besaran dana hibah itu naik lantaran sebetulnya, bicara PSR bukan sekadar upaya mengganti tanaman lama ke tanaman baru. 

Tapi seperti apa rempongnya petani sawit merogoh kocek sebelum dan setelah permohonan PSR disetujui, itu juga menjadi persoalan penting. 

Nah, selama ini kata Sutoyo, duit hibah yang Rp30 juta itu cuma cukup sampai Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) tahun ke-2. Itu sudah sangat dihemat-hematkan itu. 

Lantas masuk TBM tahun ke-3? "Kalau petani punya tabungan, dia enggak kesulitan. Tapi kalau enggak ada, mau enggak mau akan meminjam ke bank. Di sini akan repot lagi. Sebab kalau enggak pakai avalis, bank enggak akan mau ngasi pinjaman," panjang lebar Sutoyo mengurai saat berbincang dengan elaeis.co --- member of Elaeis Media Group --- jelang siang tadi.  

Tapi kalau hibah Rp60 juta tadi terealisai kata Sutoyo, besar kemungkinan dana itu akan cukup untuk petani sampai tanaman PSR nya menghasilkan. "Jadi enggak perlu minjam ke bank," ujarnya. 

Lagi-lagi lelaki ini sangat berharap besaran yang Rp60 juta tadi segera terlaksana, biar petani sawit tak kerepotan meremajakan tanaman kebunnya. Terlebih kalau seiring pula dengan penyederhanaan syarat pengajuan PSR yang masih ribet itu. 

"Kalu syarat disederhanakan, kemungkinan besar minat petani untuk ikut PSR akan tinggi. Kalau sudah begitu, target PSR nasional akan tercapai, produksi meningkat dan kesejahteraan petani terjamin," katanya.

Soalnya saat ini kata Sutoyo, sangat banyak kebun kelapa sawit tua yang sudah harus diremajakan. Baik itu kebun plasma maupun swadaya. 

Jauh sebelum Airlangga memberitahu soal kenaikan besaran dana hibah PSR tadi, November tahun lalu Direktur Jenderal Perkebunan, Andy Nur Alamsyah, sudah mengurainya, persis saat memberikan sambutan pada acara 'Optimalisasi Lahan Melalui Program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan' di Auditorium Kementerian Pertanian di kawasan Ragunan Jakarta.

Lelaki 49 tahun ini tidak spesifik menceritakan soal kenaikan angka dana hibah PSR itu. Tapi layar di belakangnya bercerita bahwa usulan kenaikan dana hibah sudah sampai ke meja Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). 

Di layar itu tertera bahwa kenaikan dana hibah yang diusulkan adalah Rp60 juta. Adapun rincian duit itu antara lain; Rp30 juta untuk P0, Rp7 juta untuk P1, Rp8 juta untuk P2, Rp10 juta untuk P3 dan Rp5 juta untuk tanaman sela. Biaya pengurusan administrasi tidak ada. 


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS