https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Petani

Kondisi Sulit Petani Sawit Bengkulu: Jual Kebun untuk Biaya Pendidikan Anak

Kondisi Sulit Petani Sawit Bengkulu: Jual Kebun untuk Biaya Pendidikan Anak

Ilustrasii petani sawit di Bengkulu. Foto; Dok. Elaeis  

"Dibutuhkan langkah-langkah strategis dari pemerintah."

SEJUMLAH petani kelapa sawit di Provinsi Bengkulu dikabarkan terpaksa menjual areal perkebunan sawit, terutama dialokasikan untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka.

Menurut Wakil Ketua Himpunan Keluarga Tani Indonesia (HKTI) Kota Bengkulu, Buyung Mustafa, naiknya semua biaya kebutuhan hidup menjadi isu utama yang dihadapi petani sawit, yang memaksa mereka untuk mengambil langkah drastis tersebut.

"Kehidupan sebagai petani sawit semakin sulit karena semua biaya naik, sehingga mereka terpaksa menjual kebun untuk membiayai pendidikan anak-anak," ujar Buyung, Selasa (9/4).

Salah satu tantangan utama yang dihadapi petani sawit adalah fluktuasi harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang tidak stabil. Sementara di bagian lain profesi sebagai petani padi pun tidak menjamin kehidupan sejahtera, terutama dengan kondisi pasar yang tidak pasti.

"Dengan fluktuasi harga yang tidak menentu, sulit bagi para petani untuk mempertahankan lahan mereka," tambah Buyung.

HKTI menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendukung petani, baik melalui kebijakan harga yang menguntungkan maupun perlindungan terhadap kepemilikan lahan pertanian. Diperlukan tindakan nyata untuk menjaga kesejahteraan para petani yang merupakan tulang punggung ekonomi negara.

"Momentum ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah agar para petani tidak semakin terpuruk dalam kondisi ekonomi yang sulit," tegas Buyung.

Menurut data terbaru, sejumlah petani sawit di Bengkulu telah terpaksa menjual kebun mereka demi menyekolahkan anak-anaknya. Hal ini menjadi cerminan dari kesulitan yang dihadapi oleh sebagian besar petani dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Kebun sawit sudah menjadi aset terakhir yang bisa dijual untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak," ungkap salah seorang petani sawit yang enggan disebutkan namanya.

Sementara itu, pengamat pertanian Bengkulu, Zainal Muktamar menekankan, pentingnya pemerintah memberikan solusi  konkret guna mengatasi masalah ekonomi yang dialami petani sawit di Bengkulu. Dukungan berupa bantuan dan kebijakan yang proaktif dibutuhkan untuk mengentaskan mereka dari jeratan kemiskinan.

"Dibutuhkan langkah-langkah strategis dari pemerintah dalam menyikapi kondisi sulit yang dihadapi oleh petani sawit di daerah ini," pungkasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS