https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Petani

Idul Fitri, Ini Wujud Tanggung Jawab Sosial Petani Sawit terhadap Masyarakat Kurang Mampu

Idul Fitri, Ini Wujud Tanggung Jawab Sosial Petani Sawit terhadap Masyarakat Kurang Mampu

Ketua MUI Provinsi Bengkulu, Prof Dr Rohimin. Foto: Zuma

"Insyaallah tanaman sawit akan berbuah lebat, karena Allah sudah berjanji setiap bersedekah akan dibalas 10 kali kebaikan."

RABU (10/4) hari ini, umat Islam di seluruh Indonesia merayakan hari kemenangan, yaitu Idul Fitri 1445 Hijriyah. Bagaimana seharusnya umat Islam memberi nilai lebih terhadap Idul Fitri?

Menurut Ketua MUI Provinsi Bengkulu, Prof Dr Rohimin, petani sawit memiliki tanggung jawab sosial untuk memberikan sebagian rezeki kepada fakir miskin dan kaum duafa. 

Dalam konteks ini, menurut Rohimin, tunjangan hari Raya (THR) dapat dijadikan sebagai bentuk infaq dan shodaqoh yang dapat memberi manfaat besar bagi masyarakat kurang mampu.

"Pemberian THR bisa menjadi bentuk tanggung jawab sosial petani sawit kepada fakir miskin dan duafa pada Lebaran Idul Fitri ini," kata Rohimin, Rabu (10/4).

Menurut Rohimin, selain kewajiban zakat, petani sawit juga memiliki kesempatan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat kurang mampu melalui infaq dan shodaqoh, terutama dalam bentuk THR. 

Hal ini tidak hanya akan memberikan keberkahan bagi petani sawit secara spiritual, tetapi juga akan memberikan dampak positif secara ekonomi. "Dengan memberikan infaq dan shodaqoh kepada masyarakat, kebun sawit akan semakin berkah, dan hasilnya akan semakin melimpah," ujarnya.

Ditambahkan oleh Rohimin, petani sawit tidak perlu takut akan kekurangan rezeki karena Allah telah menjanjikan balasan yang besar bagi setiap perbuatan baik yang dilakukan. 

"Insyaallah tanaman sawit akan berbuah lebat, karena Allah sudah berjanji setiap bersedekah akan dibalas 10 kali kebaikan," tambahnya.

Komitmen untuk memberikan THR kepada masyarakat kurang mampu juga didukung oleh para petani sawit di Provinsi Bengkulu. 

Salah satu petani sawit di Bengkulu Selatan, Ahmad menyatakan bahwa memberikan THR merupakan wujud syukur atas rezeki yang diberikan Allah. "Kami sadar bahwa sebagian rezeki yang kami dapatkan juga ada haknya bagi mereka yang membutuhkan. Jadi memberikan THR adalah hal yang wajib kami lakukan," ujar Ahmad.

Tidak hanya itu, sejumlah tokoh masyarakat juga turut mengimbau agar petani sawit tidak lupa akan tanggung jawab sosial mereka. 

Menurut mereka, keberadaan petani sawit tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi diri mereka sendiri, tetapi juga bagi masyarakat sekitar. 

Oleh karena itu, memberikan THR kepada masyarakat kurang mampu adalah sebuah langkah yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan bersama.

"Memberikan THR kepada masyarakat kurang mampu adalah langkah yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan bersama," ujar Dani Hamdani, tokoh masyarakat Bengkulu.

Selain memberikan THR, petani sawit juga bisa memberikan bantuan langsung kepada masyarakat kurang mampu dalam bentuk sembako atau bantuan lainnya. Hal ini sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap kondisi sosial masyarakat di sekitar kebun sawit.

"Diharapkan, semangat kebersamaan dan kepedulian ini dapat terus diperkuat, tidak hanya saat Lebaran Idul Fitri, tetapi juga sepanjang tahun. Sehingga, masyarakat kurang mampu di Provinsi Bengkulu dapat merasakan dampak positif dari keberadaan petani sawit dan menjadikan hubungan antara keduanya semakin harmonis," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS