https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Ihwal Sagu yang Tidak Pernah "Tergusur" oleh Sawit di Sultra

Ihwal Sagu yang Tidak Pernah "Tergusur" oleh Sawit di Sultra

Ilustrasi tanaman sagu di Sultra. Foto: turgo.id

"Pohon sagu itu tanaman tradisional dan turun-temurun."

ADA semacam cerita dari mulut ke mulut yang menyebutkan bahwa di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tanaman sagu tidak pernah "tergusur" oleh tanaman kelapa sawit. Apa pasal?

Menurut Ketua DPD I Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR (Aspek-PIR) Indonesia Provinsi Sultra, Achmad AS, pohon sagu di Sultra tidak pernah "digusur" oleh tanaman sawit karena lahannya memang berbeda secara karakteristik.

"Pohon sagu itu tanaman tradisional dan turun-temurun, tumbuh di daerah lembab atau banyak air. Beda kalau dengan tanaman sawit yang hidup di kawasan tropis," ucap Achmad.

Di samping itu, ia bilang bisnis perkebunan, termasuk sawit dan kakao atau cokelat, di Sultra didominasi oleh suku pendatang, khususnya suku Bugis dari Makassar.

"Kalau suku Tolaki yang berkebun umumnya jadi petani kakao. Tetapi tetap banyak juga yang jadi petani sawit seperti keluarga saya," tegas Achmad AS, Jumat (12/4).

Terlepas dari karakteristik lahan, Sultra yang umumnya dihuni oleh tujuh suku asli yakni Buton, Culambacu, Kulisusu, Muna, Padoe, Tolaki, dan Wolio, ada dua hal yang selalu mewarnai hari libur seperti Idul Fitri sekarang ini.

Dua hal tersebut, ujar petani sawit bersuku Sunda ini adalah mosonggi dan laut atau tepi pantai. 

"Mosonggi adalah tradisi makan sinonggi atau sagu berkuah seperti papeda yang ada di Maluku dan Papua," ujar pria yang beristri dari suku Tolaki ini.

Sementara laut atau tepi pantai mewarnai libur Lebaran masyarakat, termasuk yang berprofesi sebagai petani sawit, karena wilayah Provinsi Sultra dihimput laut dan pegunungan.

"Kalau kita berkendaraan di Sultra, biasanya hanya pegunungan atau laut yang kita temui," kata Achmad AS.

Itu sebabnya, kata Achmad, berlibur di tepi pantai sambil ber-mosonggi adalah hal yang sangat dinantikan oleh warga Sultra saat saat Lebaran.

"Mosonggi itu artinya tradisi makan sinonggi yang murni dari sagu bahannya. Nah, sinonggi di suku Tolaki ini memiliki sedikit perbedaan dengan papeda di Maluku atau Papua," Achmad menerangkan.

Kata dia, sinonggi di suku Tolaki dibuat dari sagu yang dibuat berkuah lalu ditambah ikan segar yang sudah dimasak.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS