https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

'Ditolong' Buah Sawit Busuk Warga Seuneubok

Kompor inovasi yang ramah lingkungan berbahan limbah sawit di Desa Seuneubok Simpang, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur. Foto: Biro Humas Kemensos

Masyarakat tidak perlu lagi membeli gas elpiji sehingga menghemat pengeluaran serta ramah lingkungan.

APA pernah melihat buah sawit yang sudah membusuk atau tercecer dari tangkainya? Galib terjadi, barang itu hanya dianggap sebagai sampah yang tak berguna.

Tidak demikian halnya bagi warga Desa Seuneubok Simpang di Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Oleh masyarakat di sana, buah sawit itu dijemur tidak terlalu kering kemudian digunakan untuk bahan bakar.

Kompor yang dibikin sederhana berupa tabung berdiameter sekitar 15 cm dan tinggi 20 sentimeter. Buah sawit yang sudah kering kemudian dimasukkan begitu saja ke dalam kompor yang di atasnya ditempatkan panci untuk memasak atau wajan untuk penggorengan.

Menurut Ketua Forum Keserasian Sosial (FKS) Desa Seuneubok Simpang, Kafriyadi, kompor inovatif ini sebetulnya sudah diuji coba sejak September 2023, dan hasilnya sangat memuaskan.

"Masyarkat tidak lagi mengeluarkan biaya mahal untuk membeli gas elpiji karena bahan bakar berupa sawit tersedia melimpah di sini,” ujarnya.

“Sekitar 25 butir sawit kering, cukup untuk memasak sekitar satu jam,” kata Kafriyadi.

Di bagian bawah kompor terdapat lubang dan penutup udara. Jika penutup dibuka lebar, maka nyala api akan membesar. Demikian sebaliknya jika penutup udara ditutup maka nyala api akan mengecil.

"Kompornya sangat praktis, sehingga disukai ibu-ibu,” kata Kafriyadi. 

Lebih penting lagi, masyarakat tidak perlu lagi membeli gas elpiji sehingga menghemat pengeluaran serta ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah buah sawit yang membusuk. Inovasi Kementerian Sosial ini menjadi solusi praktis dan efektif bagi masyarakat.

Padahal sebelumnya masyarakat di desa itu sering mengeluh lantaran sulitnya mendapatkan gas melon itu. Kalau pun ada, harganya sangat mahal.

Mengetahui hal tersebut, Menteri Sosial Tri Rismaharini kemudian membentuk tim dan menjalin kerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). 

Setelah tim Kemensos dan IPB terjun ke lokasi, kemudian diputuskan untuk menggunakan bahan bakar yang tersedia melimpah di desa itu, yakni limbah buah sawit, terutama yang sudah membusuk.

Kementerian Sosial RI pun membikin kompor inovasi yang ramah lingkungan berbahan limbah sawit. Kompor tersebut sebagai solusi untuk mengatasi mahalnya harga gas elpiji dan mulai digunakan di Desa Seuneubok.

"Dari pada terbuang, limbah sawit lebih baik digunakan untuk bahan bakar," kata Mensos Risma yang langsung mengunjungi Desa Seuneubok pada Rabu (28/2) lalu.

"Kompor yang digunakan ini hasil rancangan IPB. Desainnya sederhana dan bisa dibuat di sini sehingga berhasil menggerakan perekonomian masyarakat desa," Risma menambahkan.



 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait