Kualitas perawatan akan sangat mempengaruhi hasil panen dan pendapatan petani.
ANDA merasa sudah melakukan perawatan yang optimal terhadap kebun kelapa sawit yang Anda miliki? Kalau Anda warga Provinsi Bengkulu, jawabannya adalah belum.
Simaklah pernyataan ini: "Karena sejauh pengamatan saya belum ada (perawatan kebun sawit yang optimal)," di Bengkulu," kata pengamat pertanian Bengkulu, Prof Dr Zainal Muktamar SP MSi.
Menurut Zainal, merawat kebun sawit dengan optimal bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang tepat. Sehingga mampu membuat tanaman kelapa sawit menjadi berbuah lebat.
"Petani sawit perlu lebih giat dalam memahami teknik-teknik perawatan yang efektif, karena kualitas perawatan akan sangat mempengaruhi hasil panen dan pendapatan petani," imbuh Zainal.
Zainal menambahkan, petani sawit di Bengkulu bisa meniru teknik perawatan yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Karena mereka tidak hanya menggunakan peralatan modern, tetapi juga rutin melakukan pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian hama dengan cermat.
"Kesuksesan perusahaan perkebunan kelapa sawit dalam merawat kebun bisa dicontoh petani, karena mereka tidak hanya menggunakan peralatan modern, tetapi juga rutin melakukan pemangkasan, pemupukan, dan pengendalian hama dengan cermat," tambah Zainal.
Padahal, menurut Zainal, dengan serius melakukan perawatan kebun sawit, akan menjadikan petani mencapai kesuksesan pada sektor usaha ini.
Bahkan, menurut Zainal, perawatan kebun sawit yang dilakukan petani di Bengkulu masih kalah dengan perawatan yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan perkebunan sawit.
Sementara itu, Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, John Simamora mengaku, petani sawit di Bengkulu harus bisa terinspirasi oleh perusahaan-perusahaan perkebunan sawit.
Menurutnya, perawatan yang dilakukan perusahaan perkebunan sawit tersebut sangat baik dalam meningkatkan produktivitas tanaman sawit.
"Saya melihat hasil yang mereka capai, dan saya rasa petani sawit bisa menerapkan praktik-praktik terbaik itu di kebun saya sendiri," ujar John.
Menurut John, kebun kelapa sawit yang dirawat secara optimal mampu memberikan hasil yang optimal juga.
Di mana setiap 1 hektar kebun mampu menghasilkan TBS kelapa sawit diatas 1 ton. Berbeda dengan kebun sawit yang tidak dirawat, setiap 1 hektar kebun hanya mampu memproduksi TBS kelapa sawit kurang dari 500 kilogram.
"Ada perbedaan antara kebun sawit yang dirawat dengan tidak dirawat, makanya kalau petani mau hasil buah sawit yang banyak jangan malas untuk merawat tanaman kelapa sawit," tutupnya.