https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Makin Elastis Pakai Malam Palm Stearin

Makin Elastis Pakai Malam Palm Stearin

Bambang sedang membatik. foto. dok. pribadi

Kalau Malam Palm Stearin dicampur dengan Malam Parafin akan menghasilkan batik yang lebih elastis. Walau sudah dipakai lebih dari setengah tahun, enggak akan rawan retak kalau ditekuk. Kalau cuma pakai Parafin, batiknya akan mudah pecah di kurun waktu yang sama

Bambang Israwan belum tergolong lama menggeluti kerajinan batik. Baru menginjak 14 tahun. Itupun lantaran lelaki 68 tahun ini ingin punya kesibukan setelah pensiun dari tempatnya bekerja; Petro Kimia Gresik, Jawa Timur (Jatim). 

Setahun jelang pensiun, bersama istrinya Siti Zunaiyah Budiarty (Arty), ayah tiga anak ini pun me-launching ‘Griya Batik Gresik’ di kawasan Jalan Magetan 82 Gresik Kota Baru. 

“Saya enggak pernah tahu sama sekali soal membatik ini. Saya kan orang teknik telekomunikasi. Yang ada dalam pikiran saya waktu itu ya gimana caranya setelah pensiun punya kegiatan yang membutuhkan konsentrasi, biar pikiran enggak kemana-mana. Soalnya kalau pikiran kemana-mana, bawaannya jadi cemas,” kenangnya. 

Membikin selembar batik kata Bambang, butuh waktu berhari-hari. Ini berarti dia akan jarang keluar rumah lantaran harus fokus menyelesaikan batik itu. Berhasil. Bambang kemudian jarang keluar rumah, tapi setengah tahun kemudian dia malah mendapat tugas dari Dinas Koperasi Provinsi Jawa Timur untuk mengajari orang membatik. 

Bambang kaget lantaran tempat dia mengajar membatik itu justru di Sampang, Madura. “Di situ kan tempatnya para pebatik. Sementara ilmu saya soal membatik masih cetek. Tapi penugasan itu saya terima. Alhamdulillah apa yang saya sampaikan, nampaknya masuk bagi mereka yang masih awam soal batik,” Bambang tertawa.

Dari situ, jam terbang Bambang mengajar terus bertambah. Tidak hanya di Jawa Timur, tapi sudah sampai pula ke Belitung, Bali hingga Jakarta. Bambang juga dikirim negara ke Jerman, Paris, India dan Dubai. 

“Di Paris pada 2019 lalu, kita pameran batik bertajuk Indonesia Batik For The World. Di India saya sebagai pembicara terkait Batik Indonesia. Ke India ini dua kali; Desember 2018 dan Maret 2019. Saya diajak oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ke Dubai pada 2021 untuk Workshop membatik pada acara Dubai Expo,” Bambang merinci.

 

Bersentuhan dengan BPDPKS inilah Bambang kemudian kenal dengan malam berbahan baku Palm Stearin. Bahan yang sudah jamak dipakai untuk produk-produk shortening, kue, roti dan margarin.

BPDPKS malah mengenalkan Bambang kepada seorang Perekayasa di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Namanya Indra Budi Susetyo, lelaki ini yang membikin malam itu. 

Bagi Bambang, malam berbahan baku Palm Stearin tadi adalah sesuatu yang baru. Sebab sebelumnya dia hanya mengenal malam berbahan baku Parafin impor. Parafin ini terbuat dari minyak fosil.

“Kalau Malam Palm Stearin dicampur dengan Malam Parafin akan menghasilkan batik yang lebih elastis. Kalau ditekuk, enggak akan rawan retak meski batik itu sudah dipakai lebih dari setengah tahun. Tapi kalau hanya pakai Parafin, batiknya akan mudah pecah kalau sudah kering di kurun waktu yang sama,” Bambang membandingkan. 

Makin ke sini, Bambang tidak hanya memakai malam berbahan baku sawit tadi. Untuk pewarnaan dia juga memanfaatkan cangkang sawit. “Ini hasil inovasi saya sendiri. Kebetulan dalam membatik ini saya senang dengan warna-warna alami. Semua warna yang bahan bakunya dari alam saya coba. Kalau butuh warna biru, pakai indigofera dan jika butuh warna kuning muda atau kuning pekat, pakai cangkang sawit,” katanya. 

Biji (kernel) juga sudah dimanfaatkan Bambang sebagai asesories yang dikombinasikan dengan batu alam atau permata lainnya. “Akan makin kelihatan cantik,” katanya. 

Sembari berinovasi, Bambang selalu diajak oleh BPDPKS dalam acara-acara pameran kerajinan berbahan baku sawit. “Alhamdulillah, acara-acara semacam itu sangat berdampak dengan produksi dan penjualan. Soalnya malam dan bahan pewarna dikasi,” ujarnya.

Untuk saat ini kata Bambang, dia hanya fokus pada tiga macam bahan baku --- malam, cangkang dan biji sawit --- tadi. “Nanti saya eksplore lagi sembari mencari tahu apalagi yang bisa dimanfaatkan untuk batik berbahan sawit,” katanya. 



    

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait