https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Butuh Kolaborasi di Masa Sulit

Butuh Kolaborasi di Masa Sulit

Penampungan CPO kelapa sawit di PT Gajah Sakti Sawit di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu. Foto: Zuma.

"Kami tidak bisa mengendalikan harga di pasar CPO internasional."

HARGA minyak mentah alias crude palm oil (CPO) terus merosot pasca libur Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriyah. Bagaimana menghadapi kondisi yang tidak mudah itu?

Menurut Kabid Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Bickman Panggarbesy, pemerintah daerah bersama dengan asosiasi petani berupaya mencari solusi untuk mengatasi dampak negatif dari penurunan harga CPO. Mereka sedang menjajaki berbagai strategi termasuk peningkatan nilai tambah produk kelapa sawit lokal.

"Masa sulit seperti ini membutuhkan kolaborasi yang erat antara pemerintah, petani, dan industri untuk menemukan solusi yang tepat guna memperkuat ketahanan ekonomi petani sawit di Bengkulu," tegas Bickman.

Ia mengaku, seharusnya penurunan CPO tidak terjadi disaat permintaan dari sejumlah negara naik. Oleh sebab itu perlu adanya langkah-langkah strategis yang diambil, salah satunya mendorong petani tidak melakukan pemanenan serentak.

"Kalau panen serentak tidak dilakukan maka kemungkinan harga TBS kelapa sawit bisa stabil, karena produksi CPO tetap terkendali," ungkapnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa harga CPO telah menyentuh angka terendahnya sejak beberapa waktu terakhir, mencapai Rp 12.460 per kilogram atau menurun dibandingkan sebelum Idul Fitri yang tercatat Rp 13 ribu lebih per kilogram. 

Penurunan drastis ini menjadi pukulan keras bagi petani sawit di Bengkulu, yang kini merana akibat dampak ekonomi yang terjadi.

Sekretaris DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Provinsi Bengkulu, John Simamora mengatakan, kondisi anjloknya harga CPO tersebut memberikan tekanan tambahan bagi para petani sawit di Bengkulu. 

Mereka mengalami penurunan pendapatan signifikan karena harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di daerah ini juga mengalami penurunan yang cukup besar.

"Dampaknya cukup terasa bagi kami. Harga TBS kelapa sawit turun drastis pasca Lebaran, dan sekarang dengan harga CPO semakin anjlok, tentu saja ini menjadi beban ekonomi yang berat bagi petani," ujar John, Kamis (18/4).

Penurunan harga CPO dipicu oleh kondisi di banyak pabrik pengolahan kelapa sawit yang mengalami kelebihan pasokan TBS. Pasca libur Lebaran, banyak petani yang memanen TBS kelapa sawit secara serentak, menyebabkan penumpukan pasokan yang tidak terduga.

"Kami tidak bisa mengendalikan harga di pasar CPO internasional, namun, kondisi ini memberikan pelajaran berharga bagi kami untuk lebih memperhatikan koordinasi antara masa panen dan kapasitas pabrik pengolahan," ungkapnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS