"Bupati gerak cepat membantu menyosialisasikan ISPO."
KEPALA Bidang Perkebunan di Dinas Pertanian dan Peternakan Indragiri Hulu (Inhu), Riau, Faisal Illahi, mengakui realisasi sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
masih minim dimiliki petani sawit di daerahnya.
"Perlu kerja ekstra supaya mereka paham. Maka dari itu penting menggalakkan program agar target tercapai sesuai harapan," ungkap Faisal, Kamis (18/4).
Makanya, menurut Faisal, untuk memancing petani sawit swadaya, pihak dinas dalam waktu dekat akan menggelar sosialisasi Permentan nomor 38 tahun 2020.
"Jadi apabila hal tersebut terlaksana, diharapkan nantinya pekebun dapat mengikuti kegiatan yang berlangsung," ungkapnya.
Selain itu, menurut Faisal, Bupati Inhu
Rezita Meylani Yopi telahmengeluarkan surat edaran (SE) yang ditujukan kepada pelaku usaha sektor kelapa sawit dan meminta untuk segera mengurus sertifikasi ISPO.
Dikatakan Faisal, SE tersebut dilayangkan khusus ke perusahaan yang belum berlabel ISPO pada Februari 2024 lalu.
"Bupati gerak cepat membantu pemerintah pusat menyosialisasikan pentingnya sertifikasi tersebut supaya di tahun 2025 seluruh perusahaan sudah ISPO," katanya.
Menurut Faisal, selain korporasi, permintaan serupa juga disampaikan kepada para petani/pekebun sawit yang bernaung dalam kelembagaan atau koperasi dengan tujuan supaya tanaman 'buah emas' tersebut menjadi komoditas yang berkelanjutan.
"Kita berharap kepada pelaku usaha perkebunan sawit mengindahkan surat edaran itu, pasalnya baru sebagian yang bersertifikasi ISPO dari 49 korporasi yang beroperasi di Inhu," tandasnya.