https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Petani Sawit Bengkulu Terdampak Konflik Iran-Israel? Ini Analisis Pakar

Petani Sawit Bengkulu Terdampak Konflik Iran-Israel? Ini Analisis Pakar

Perkebunan sawit di Bengkulu. Foto: Dok. Elaeis

"Tingginya permintaan dari India dan China bisa menjadi pendorong untuk kenaikan harga CPO kembali."

DI kawasan Timur Tengah (Timteng) sedang terjadi konflik antara Iran dengan Israel. Sejauh mana dampaknya ke industri sawit di Provinsi Bengkulu, terutama terhadap petani?

Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Dehasen Bengkulu, Dr. Ansori Tawakal SE MM, konflik yang terjadi di Timteng telah memberikan dampak ke petani sawit di Bengkulu. Karena telah menyebabkan harga beberapa komoditas mengalami penurunan. Salah satunya CPO.

"Harga CPO telah merosot dalam beberapa hari terakhir. Hal ini tentu saja membuat banyak petani sawit di Bengkulu terdampak," kata Ansori, Jumat   (19/4).

Namun, penurunan harga CPO ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Ansori menyatakan, pasar akan mulai merespons secara lebih cermat terhadap faktor-faktor utama yang memengaruhi harga CPO.

"Pasar akan kembali fokus pada faktor fundamental, seperti suplai dan permintaan, serta kondisi cuaca seperti El Nino jika konflik Timur Tengah hanya sebatas serangan udara," ujar Ansori.

Meskipun demikian, ada harapan bahwa permintaan terhadap CPO akan tetap tinggi. Terutama dari negara-negara seperti India dan China, yang mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi. Hal ini memberikan sedikit optimisme bagi para produsen CPO, meskipun harga saat ini sedang mengalami penurunan.

"Tingginya permintaan dari India dan China bisa menjadi pendorong untuk kenaikan harga CPO kembali," ungkap Ansori. 

Disisi lain, Petani Kelapa Sawit di Bengkulu, Iskandar Maun berharap, pasar CPO akan segera pulih dan kembali stabil. Sehingga harga TBS kelapa sawit bisa kembali naik. 
"Kami maunya harga CPO naik, sehingga harga TBS kelapa sawit juga mengalami kenaikan,     
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS