https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Dituding karena Faktor Jarak

Dituding karena Faktor Jarak

Ilustrasi petani menimbang TBS sawit. Foto: Dok. Elaeis

"Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut."

KENAPA harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu jauh di bawah harga di daerah-daerah sentra sawit lainnya di Indonesia? Bahkan dengan Provinsi Jambi sekali pun?

Menurut Pengamat Pertanian Bengkulu, Zainal Muktamar, salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi perbedaan harga TBS adalah jarak antara lokasi produksi dan pabrik pengolahan. 

"Jambi mungkin memiliki aksesibilitas yang lebih baik ke pabrik pengolahan, sehingga biaya transportasi lebih rendah," ungkap Zainal.

Selain itu, perbedaan dalam infrastruktur dan fasilitas pengolahan juga dapat berdampak signifikan pada harga TBS kelapa sawit.

"Jambi mungkin memiliki fasilitas pengolahan yang lebih modern dan efisien, yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan biaya produksi yang lebih rendah. Hal ini dapat memberikan mereka keunggulan kompetitif dalam menetapkan harga," tambah Zainal.

Namun, tidak semua petani setuju dengan asumsi ini. Beberapa mengklaim bahwa perbedaan dalam kebijakan pemerintah daerah mungkin juga berkontribusi pada perbedaan harga. 

"Mungkin ada insentif atau subsidi tertentu yang diberikan oleh pemerintah Jambi kepada petani kelapa sawit mereka, yang tidak tersedia di Bengkulu," ujar Ahmad, seorang petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko.

Namun, pihak pemerintah setempat membantah adanya perbedaan perlakuan. Menurut Sub Koordinator Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP), Yuhan Syahmeri SP MP, tidak ada perbedaan perlakuan atau insentif yang signifikan antara Bengkulu dan Jambi dalam hal harga kelapa sawit. 

"Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memahami alasan di balik perbedaan harga ini dan memastikan tidak ada diskriminasi yang terjadi," jelasnya.

Meskipun demikian, beberapa petani merasa perlu untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk menekan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu agar lebih kompetitif dengan harga di Jambi. 

"Kami berharap pemerintah daerah dapat memberikan dukungan lebih lanjut kepada petani untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi kami, sehingga kami dapat bersaing lebih baik di pasar," kata Edy Mashury, seorang petani yang aktif dalam organisasi petani setempat.

Sebagai informasi, harga TBS sawit di Bengkulu jangankan mengalahkan harga di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), lawan Provinsi Jambi saja masih tertinggal.

Pengamat Ekonomi Bengkulu, Prof Dr Kamaludin SE MM mengatakan, untuk membandingkan harga TBS kelapa sawit di Bengkulu tidak perlu jauh-jauh ke Sumut. Menurutnya, dengan Jambi saja, harga TBS kelapa sawit di daerah ini masih kalah.

"Kenapa harus membandingkan dengan Sumut, dengan Jambi saja harga TBS kelapa sawit di Bengkulu masih kalah," ujar Kamaludin, Minggu (21/4).

Harga TBS kelapa sawit di Provinsi Jambi dalam rentang waktu 19-25 April 2024 mencapai Rp 2.956,73 per kilogram. Namun, di Bengkulu, petani hanya mendapatkan harga sekitar Rp 2.400 per kilogram saat TBS mereka dijual ke pabrik. 

"Perbedaan harga yang signifikan ini memunculkan pertanyaan besar di kalangan petani, yang merasa perlu untuk memahami penyebab di balik disparitas ini," ujar Kamaludin.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS