https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Anomali, Produksi Turun, Harga juga Turun

Anomali, Produksi Turun, Harga juga Turun

Ilustrasi petani sawit di Bengkulu. Foto: Dok. Elaeis

"Pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret."

PENURUNAN harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Bengkulu yang diikuti penurunan angka produksi mendatangkan pukulan yang tidak ringan bagi para petani di daerah itu.

Buyung (36), petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, mengaku merasa terpukul oleh hal tersebut. Sebab ketika produksi TBS kelapa sawit menurun, harga TBS kelapa sawit malah ikut menurun.

"Kami merasa sangat terpukul dengan kondisi ini. Harapan kami adalah harga sawit akan naik, tapi kenyataannya harga malah turun," ungkap Buyung.

Dampak ekonomis dari penurunan produksi sawit ini tidak hanya dirasakan oleh petani, tetapi juga berdampak pada perekonomian Bengkulu secara keseluruhan. 

"Kami melihat penurunan signifikan dalam pendapatan dan kemakmuran masyarakat akibat dari penurunan produksi kelapa sawit dan harga TBS kelapa sawit ini," tambah Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Dhita Aditya Nugraha.

Sejumlah kalangan mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai belum optimal dalam mengatasi masalah ini. 

"Pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mendukung petani dan mengatasi penurunan produksi dan harga sawit ini," ujar Tokoh Masyarakat Bengkulu, Dani Hamdani.

Informasi yang diterima menyebutkan, produksi kelapa sawit di Bengkulu mengalami penurunan produksi hingga hampir 50 persen dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun diharapkan penurunan tersebut akan memicu kenaikan harga TBS kelapa sawit, namun kenyataannya harga justru anjlok.

Pengamat Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu, Dr. Ansori Tawakal SE MM mengatakan, ada anomali yang cukup menarik di Bengkulu, ketika produksi TBS kelapa sawit menurun, harga TBS kelapa sawit malah anjlok. Padahal biasanya, ketika produksi menurun harga cenderung naik.

"Dalam beberapa bulan terakhir produksi TBS kelapa sawit menurun, tapi tidak berdampak langsung terhadap harga sawit," kata Ansori, Senin (22/4).

Hal tersebut cukup mengejutkan, mengingat hubungan yang biasanya berbanding terbalik antara produksi dan harga. 

Oleh sebab itu, Ansori berharap, pihak berwenang di sektor pertanian Bengkulu melakukan penyelidikan mendalam untuk memahami penyebab pasti dari penurunan produksi yang signifikan ini. 

Berbagai faktor mulai dari cuaca ekstrem hingga masalah lainnya perlu diselidiki.
"Kami minta pemerintah melakukan investigasi menyeluruh untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan penurunan produksi sawit tidak meningkatkan harga TBS kelapa sawit," kata Ansori.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS