https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Petani

Tergerus Penurunan Angka Produksi

Tergerus Penurunan Angka Produksi

Ilustrasi petani sawit di Bengkulu. Foto: Dok. Elaeis

Pemkab di Bengkulu diharapkan memberikan bantuan teknis dan sumber daya kepada petani.

SEYOGIANYA hari-hari belakangan merupakan rangkaian perjalanan waktu yang menggembirakan bagi para petani kelapa sawit di Provinsi Bengkulu. Penyebanya, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di daerah itu cukup tinggi.

Harga TBS sawit di Bengkulu  pada periode Maret 2024 ini mencapai Rp. 2.489,25 per kilogram atau naik dibandingkan periode Februari 2024 yang tercatat sebesar Rp. 2.253,86 per kilogram.

Meskipun harga tersebut naik, namun pada kenyataannya tidak menjamin kesejahteraan para petani kelapa sawit di Bengkulu. Sebab banyak petani sawit mengaku masih dalam kondisi merugi.


Irwan Hidayat, petani kelapa sawit di Desa Pagar Jati Kecamatan Pagar Jati Kabupaten Bengkulu Tengah, mengakui harga TBS kelapa sawit di Bengkulu mengalami kenaikan yang cukup berarti.

Namun, imbuh Irwan, kenaikan tersebut tidak menjamin kesejahteraan bagi petani sawit. Sebab banyak petani sawit di daerah ini terus merugi akibat penurunan produksi kelapa sawit yang signifikan.

"Bagaimana tidak rugi, produksi TBS kelapa sawit terus menurun di kebun, harga memang naik tapi kalau produksi menurun apa kami untung, jelas tidak," kata Irwan, Sabtu (2/3).

Menurut Irwan, produksi TBS kelapa sawit di kebun rata-rata mengalami penurunan yang cukup besar. Jika biasanya dalam 1 hektar mampu memperoleh 1 ton TBS kelapa sawit, saat ini hanya 350 kilogram. "Jauh sekali menurunnya, itu merugikan kami sebagai petani sawit," pungkasnya.

Menyikapi masalah ini, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon berkomitmen, untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat guna menangani permasalahan yang dihadapi oleh petani kelapa sawit di Bengkulu.

"Kami perlu bersama-sama mencari solusi agar petani dapat mengatasi tantangan ini dan meningkatkan produksi kelapa sawit," kata Rizon.

Penurunan produksi kelapa sawit yang dialami petani di Bengkulu, menurut Rizon, disebabkan oleh kekurangan unsur hara pada tanaman sawit.

Rizon menjelaskan bahwa pemahaman lebih lanjut tentang aspek-aspek ini penting untuk mengembangkan strategi pemupukan yang efektif. 

"Kami akan meminta pemerintah pusat agar kembali menyalurkan pupuk subsidi untuk petani sawit," tambahnya.

Selain itu, Rizon berharap Pemerintah Kabupaten di Bengkulu juga bisa mendukung langkah-langkah ini. Diantaranya dengan memberikan bantuan teknis dan sumber daya kepada petani.

"Pemda juga harus siap bersinergi untuk mencapai kesejahteraan petani kelapa sawit di wilayah Bengkulu," katanya.

Rizon berharap kolaborasi antara pemerintah daerah, petani, dan pemerintah pusat dapat menjadi fondasi untuk pemulihan sektor perkebunan kelapa sawit di Bengkulu.

Upaya bersama ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi ekonomi lokal dan kesejahteraan petani, mengatasi tantangan produksi yang mereka hadapi.

"Kami berharap upaya yang kami lakukan bisa membawa dampak positif bagi ekonomi daerah dan kesejahteraan petani," pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait