https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Untuk Urusan Hilirisasi Sawit, Ini Peran yang Bisa Dimainkan Aspek-PIR

Untuk Urusan Hilirisasi Sawit, Ini Peran yang Bisa Dimainkan Aspek-PIR

Ilustrasi perkebunan sawit di Riau. Foto: Dok. Elaeis

"Dewasa ini perilaku konsumen sudah beranjak ke produk herbal."

ASOSIASI Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) dapat menjadi leader atau penggerak hilirisasi produk kelapa sawit. Khususnya pada produk kosmetik kecantikan.

Demikian disampaikan Mikha Melina Harahap, Kepala Bidang Pelatihan Disperindagkop UKM Riau, saat menjadi narasumber dalam worshop UKMK Berbasis Kelapa Sawit yang digelar Aspek-PIR Riau, Selasa (23/4).

Dalam gelaran yang mengusung tema The Beauty Inside Palm Oil itu, Mikha menjelaskan di Provinsi Riau belum ada industri kosmetik kecantikan yang berbahan baku kelapa sawit. Padahal Riau memiliki kebun kelapa sawit terluas di Indonesia.

"Ini menjadi potensi bagi Aspek-PIR untuk menjadi penggerak industri bahan baku kecantikan. Atau bahkan industri produk kecantikan," ujarnya.

Bicara produk kencantikan, kata Mikha, saat ini tengah menjadi sorotan dunia. Dimana nilai ekonominya tinggi terlebih berbahan baku herbal. "Dewasa ini perilaku konsumen sudah beranjak ke produk herbal. Bukan lagi produk yang berbahan baku sintetis kimia," paparnya.

Kelapa sawit sendiri merupakan banyak dijadikan bahan baku produk kosmetik kecantikan yang bernilai tinggi. "Petani sawit harus melihat peluang ini. Tentu juga sebagai bentuk ikut andil dalam menghadirkan produk hilirisasi dari perkebunan kelapa sawit," ujarnya dalam gelaran yang diikuti seratusan pengurus koperasi dari kabupaten di Riau tersebut.

Kondisi Riau yang menjadi kiblatnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia, membuat pelaku usaha kelapa sawit memiliki banyak peluang khususnya dalam memunculkan produk turunan komoditi sawit.

Mikha tidak menampik menghadirkan produk tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun dengan dukungan pemerintah dan BPDPKS, dia yakin hal tersebut dapat dilakukan.

"Jika produknya sudah ada, maka kita akan dukung pelaku usaha ini melengkapi legalitas usahanya. Dimana terdapat beberapa keunggulan jika pelaku usaha memiliki legalitas usaha," tuturnya.

Keuntungan legalitas usaha tersebut dirinci Mikha seperti pelaku usaha dapat menjamin kemitraan dengan siapa saja dengan cara yang mudah. Kemudian juga dapat meningkatkan omset, tersedianya pasar bahkan hingga ada dispensasi kerangan.

Dengan legalitas usaha produk juga memili nilai ekonomi yang lebih tinggi. Sementara jika membutuhkan modal, pendanaan pinjaman juga mudah didapat.

"Jika harapan ini tercapai maka Aspek-Pir menjadi "gong" atau pionirnya. Kemudian nanti kita akan dukung lewat Sikim. Untuk diketahui Riau adalah zona sentra industri halal di Indonesia. Tentu ini peluang bagi petani, koperasi kelapa sawit di Riau," paparnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS