https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Februari Kredit Produktif di Sumut Melambat, Ini Penyebabnya

Februari Kredit Produktif di Sumut Melambat, Ini Penyebabnya

Wan Nuzul Fachri, Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) kantor Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) Provinsi Sumut. Foto: Dok. OJK Sumut

Sektor perbankan di Sumut masih mengalami peningkatan modal dan likuiditas. 

KREDIT produktif di kalangan industri perbankan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sedikit "meriang"  Februari lalu. Pemicunya antara lain melemahnya harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) di pasar global.

Menurut Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) kantor Otoritas Jasa Keuangan ( OJK)i Sumut, Wan Nuzul Fachri, penyaluran kredit didominasi oleh kredit produktif, mencapai Rp 178,10 triliun atau 69,50 persen dari total kredit.

Wan Nuzul Fachri bilang OJK Sumut menilai pencapaian ini mengalami pertumbuhan yang cenderung stagnan dan sedikit termoderasi sebesar negatif 0,17 persen yoy. 

"Perlambatan kredit produktif turut dipengaruhi oleh distribusi kredit Investasi yang terkontraksi sebesar negatif 10,95 persen yoy," ucap Wan Nuzul, dalam keterangan resmi kepada para wartawan di Kota Medan, kemarin.

Situasi tersebut, ucapnya, dipengaruhi oleh sektor perkebunan dan industri pengolahan komoditas kelapa sawit yang melambat.

Hal tersebut, kata dia menambahkan, seiring dengan masih lemahnya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di pasar global. 

Tetapi secara umum, Wan Nuzul mengatakan bahwa hingga bulan Februari 2024, sektor perbankan di Sumut masih mengalami peningkatan modal dan likuiditas. 

"Pertumbuhan kredit yang solid tercatat sebesar 2,96 persen secara tahunan atau year on year (yoy), menandai adanya sebuah peningkatan," kata Wan Nuzul Fachri.

Peningkatan itu, kata dia, terutama bila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 2,79 persen yoy. 

Pihaknya melihat hal ini mencerminkan adanya kekuatan dan pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah yang terus berlanjut.

Minyak Goreng dan Biodiesel
Sementara itu, Wan Nuzul mengatakan bahwa kredit modal kerja di Sumut bertumbuh cukup baik sebesar 7,09 persen yoy pada periode yang sama.

"Dengan demikian hal ini mampu membuat kontraksi kredit secara total tidak terlalu dalam," kata Wan Nuzul Fachri.

Meskipun demikian, Wan Nuzul mengatakan kalau di saat yang sama kredit produktif menunjukkan pemulihan yang signifikan.

"Terutama dalam sektor pengolahan minyak goreng dari sawit, yang tumbuh sebesar 17,09 persen yoy," ujar Wan Nuzul Fachri.

OJK Sumut, kata dia, melihat peningkatan ini didorong oleh permintaan minyak goreng di domestik yang kuat, lalu terjadi perbaikan kondisi pandemi.

"Serta penerapan program hilirisasi industri kelapa sawit nasional, termasuk program mandatori biodiesel B35 dan B40 yang dijalankan pemerintah, yang semakin meningkatkan kinerja industri pengolahan," tegas Wan Nuzul Fachri.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS