https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Petani

Ketika Petani Sawit di Bengkulu Harus Menghitung Ulang Pendapatannya

Ketika Petani Sawit di Bengkulu Harus Menghitung Ulang Pendapatannya

Ilustrasi petani sawit di Bengkulu. Foto: Dok. Elaeis

"Kami sedang berkoordinasi dengan pihak perusahaan dan instansi terkait untuk mencari solusi terbaik."

SEJUMLAH pabrik kelapa sawit (PKS) di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, telah secara serentak menurunkan harga beli tandan buah degar (TBS) kelapa sawit. 

Penurunan harga TBS kelapa sawit ini memberikan dampak signifikan bagi para petani di daerah tersebut. Salah satu petani kelapa sawit, Maman mengaku, bahwa penurunan harga ini membuatnya harus menghitung ulang pendapatannya. 

"Harga TBS sawit yang turun membuat kami harus lebih berhemat dan memperhitungkan ulang pengeluaran kami," ujarnya.

Dalam menghadapi penurunan harga ini, para petani kelapa sawit di Bengkulu Tengah berharap agar pemerintah daerah dapat memberikan solusi atau bantuan yang dapat membantu mengatasi kondisi ini. 

"Kami berharap ada kebijakan atau langkah-langkah dari pemerintah daerah untuk menstabilkan harga TBS kelapa sawit," tambah Maman.

Informasi yang diterima menyebutkan, PKS yang menurunkan harga yaitu  PT Agra Sawitindo dan PT Palma Mas Sejati, dua perusahaan terkemuka di wilayah tersebut, kini membeli TBS kelapa sawit masing-masing seharga Rp 2.250 dan Rp 2.230 per kilogram.

Menurut Barlian Utama, salah satu pemilik Ramp kelapa sawit di Bengkulu Tengah, harga sebelumnya mencapai rata-rata Rp 2.300 per kilogram. 

"Kami merasa prihatin dengan penurunan harga ini. Sebelumnya, harga lebih stabil dan memberikan keuntungan yang cukup bagi petani," ungkap Barlian, Jumat (26/4).

Menanggapi hal ini, Sekretaris Dinas Pertanian Bengkulu Tengah, Ansoni menyatakan bahwa mereka telah berkomunikasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi atas penurunan harga TBS kelapa sawit ini.

"Kami sedang berkoordinasi dengan pihak perusahaan dan instansi terkait untuk mencari solusi yang terbaik bagi para petani," pungkas Ansoni.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS