https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Kontrakkan Kebun Sawit ke Warga, Cara Pemdes Ini Menambah Pemasukan Desa

Kontrakkan Kebun Sawit ke Warga, Cara Pemdes Ini Menambah Pemasukan Desa

Perkebunan kelapa sawit. Foto: Dok. Elaeis

"Hanya warga desa yang boleh mengelola."

TIDAK satu jalan ke Roma, memang. Tidak pula satu cara untuk menambah pemasukan desa. Desa Arah Tiga di Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, punya cara tersendiri untuk itu.

Di tengah tren usaha jual beli TBS kelapa sawit, desa ini memilih untuk mengontrak kebun sawitnya kepada warganya sendiri. Dalam sistem ini, setiap warga yang ingin mengelola kebun dapat menyewanya dengan membayar biaya kontrak sebesar Rp 15 juta per tahun.

Kades Arah Tiga, Marius, menjelaskan bahwa sebelumnya kebun sawit desa dikelola oleh satu warga dengan sistem kontrak. Namun, kontrak tersebut telah berakhir belum lama ini. 

"Kebun sawit desa sudah tidak memiliki pengelola, sehingga kami memutuskan untuk mengontrakkannya kembali kebun sawit seluas puluhan hektar," ujar Marius, Sabtu (27/4).

Ia mengaku, salah satu persyaratan yang ditetapkan adalah bahwa pengelola kebun haruslah warga yang tinggal di desa tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal dan memastikan manfaat dari pengelolaan kebun sawit dapat dirasakan secara langsung oleh mereka.

"Tentu saja hanya warga desa yang boleh mengelola, diluar desa tidak boleh," tuturnya.

Keputusan tersebut diharapkan dapat memberikan kesempatan yang adil bagi seluruh masyarakat desa untuk terlibat dalam pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki oleh desa. 

Selain itu, pengelolaan kebun sawit oleh warga lokal diharapkan dapat meningkatkan pendapatan warga desa. 

"Program ini tidak hanya menguntungkan desa saja, tetapi juga menguntungkan warga desa karena mereka bisa mendapatkan pendapatan dari hasil panen TBS kelapa sawit," tuturnya.

Melalui pendekatan ini, Desa Arah Tiga mampu memberikan contoh nyata tentang bagaimana pemanfaatan sumber daya alam dapat dilakukan secara berkelanjutan dan inklusif. 

Dengan melibatkan warga secara langsung dalam pengelolaan kebun sawit, diharapkan akan tercipta dampak positif yang lebih luas bagi kesejahteraan dan pembangunan desa secara keseluruhan. "Semoga ini bisa dicontoh daerah lain di Bengkulu," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS