https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Inovasi

Diajak Melihat Kebun Tumpang Sari di Lahan Sawit

Diajak Melihat Kebun Tumpang Sari di Lahan Sawit

Peserta ToT penyuluh dan pendamping petani sawit Labura. Foto: Istimewa

"Kami  menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan ini."

DINAS Pertanian (Distan) Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara, menjalin kerja sama dengan World Agroforestry (ICRAF) dan Masyarakat Agroforestri Indonesia (MAFI) lewat program Sustainable Farming in Tropical Asian Landscapes atau Sistem Pertanian Berkelanjutan di Lanskap Tropis Asia (SFITAL).

Langkah itu dilakukan sebagai upaya untuk terus memperbaiki dan meningkatkan praktik budidaya yang baik (GAP) di perkebunan kelapa sawit. Salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kapasitas penyuluh dan petani sawit.

Tiga serial pelatihan diagendakan pada program ini. Pelatihan sesi 1 dan 2 telah dilaksanakan yang diikuti 154 petani sawit dari 7 Desa Percontohan Kelapa Sawit Berkelanjutan Labura. Para petani ini adalah peserta program peremajaan sawit rakyat (PSR).

Tim ICRAF dan MAFI selanjutnya melaksanakan kegiatan training of trainer (ToT) sesi 3 tentang pengembangan bisnis berbasis kelompok tani kelapa sawit yang diikuti 15 orang Penyuluh Pendamping Desa di 7 desa percontohan itu. Kegiatan ini digelar di Aula Dinas Pertanian Labura di Damuli Kebun, Kecamatan Kualuh Selatan.

"Kami  menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan ini. Dengan adanya pelatihan, kiranya penyuluh dan pendamping lebih profesional dan dapat menjadi fasilitator bagi para petani," kata Kepala Distan Labura Sudarija MM, Sabtu (27/4).

Dia mengatakan, pelatihan seri 3 ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada penyuluh dan pendamping pemahaman berkebun kelapa sawit sebagai aktivitas bisnis.

Ditunjukkan contoh praktik-praktik yang sudah berjalan dan model diversifikasi bisnis pada masa replanting kelapa sawit melalui nara sumber yang relevan," jelasnya.

Pada pelatihan itu, para penyuluh dan pendamping juga dibimbing cara mengidentifikasi bentuk-bentuk model bisnis potensial yang dapat dikembangkan di desa-desa percontohan.

"Mereka kemudian diajak menyusun bentuk-bentuk kegiatan atau bisnis apa saja yang dapat dilakukan bersama petani di desa percontohan," paparnya.

Peserta pelatihan juga diajak melihat pabrik pupuk organik pengolah limbah kelapa sawit dan menyimak potensi bisnisnya dengan mendengar pemaparan hasil feasibility study dari nara sumber PPKS Medan yang hadir secara online.

Kunjungan lainnya yakni ke kebun tumpang sari di lahan sawit untuk melihat gambaran potensi bisnis sayuran dan tanaman buah-buahan semusim melalui skema kemitraan di kebun sawit peremajaan.

"Setelah melihat langsung, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang merencanakan model diversifikasi bisnis agroforestri yang dikembangkan di lahan PSR," jelasnya.

"Penyuluh dan pendamping kemudian mendapat penjelasan tentang prosedur mendaftarkan kelompok usaha tani di Dinas Perdagangan Koperasi UKM," tambahnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS