https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Bisnis

Tren Naik di Bengkulu Tengah, Petani: Kami Sangat Senang

Tren Naik di Bengkulu Tengah, Petani: Kami Sangat Senang

Ilustrasi petani memuat TBS sawit. Foto: Dok. Elaeis

"Saat ini, beberapa PKS mengalami peningkatan harga TBS sawit."

HARGA tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, mulai mengalami kenaikan. Bahkan salah satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang menaikkan harga TBS kelapa sawit yakni PT Palma Mas Sejati. 

Dimana mulai tanggal 29 April 2024 harga TBS di pabrik ini mencapai Rp 2.260 per kilogram atau naik dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat Rp 2.230 per kilogram.

Bagaimana reaksi para petani? "Kami sangat senang melihat harga TBS kelapa sawit naik. Hal ini membantu petani untuk meningkatkan pendapatan dan memberikan manfaat langsung bagi kehidupan sehari-hari mereka," kata seorang petani.

Ia berjanji, akan terus memantau dengan cermat situasi ini dan berupaya untuk menjaga stabilitas harga serta kesejahteraan petani.

"Dalam menghadapi kenaikan harga TBS kelapa sawit, kami akan bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk memastikan keberlangsungan industri kelapa sawit di daerah ini, serta melindungi kepentingan petani," katanya.

Meskipun demikian, prospek harga TBS kelapa sawit ke depannya masih menjadi tanda tanya besar. Banyak faktor yang dapat memengaruhinya, termasuk kondisi pasar global, permintaan domestik, dan faktor-faktor lainnya. 

Hal ini membuat para pelaku industri dan pemangku kepentingan harus tetap waspada dan siap menghadapi perubahan harga yang mungkin terjadi.

Sementara Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah, Ansoni mengatakan, kenaikan harga TBS kelapa sawit ini mencerminkan tren naik yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir di industri perkebunan kelapa sawit. Dengan meningkatnya permintaan untuk produk ini, harga TBS di banyak tempat terus merangkak naik.

"Saat ini, beberapa PKS mengalami peningkatan harga TBS kelapa sawit. Hal ini terutama disebabkan oleh produksi yang menurun," kata Ansoni, Senin (29/4).
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS