https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Mengancam Riau, Seberapa Berbahayakah Serangan Ganoderma terhadap Kelapa Sawit?

Mengancam Riau, Seberapa Berbahayakah Serangan Ganoderma terhadap Kelapa Sawit?

Ilustrasi perkebunan sawit di Riau. Foto: Dok. Elaeis

"Fase paling besar adalah usai dilakukan peremajaan besar-besaran."

GANODERMA, organisme eukariotik yang digolongkan ke dalam kelompok jamur sejati, kini dinilai tengah mengancam kebun kelapa sawit di Provinsi Riau -- daerah dengan areal perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia.

Sebelumnya, jamur itu baru saja usai "mengobrak-abrik" kebun kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Di daerah ini disebut-sebut  sudah 40 persen tanaman sawit tumbang akibat jamur ini.

Menurut Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI), Dr Darmono Taniwiryono, Ganoderma adalah golongan jamur yang sudah lama di kenal di sektor perkebunan kelapa sawit. 

Malah dulu, jelas Darmono, jamur ini dianggap tidak menjadi masalah meski memang sudah ada serangan pada batang kelapa sawit milik petani.

"Dulu bahkan jamur ini cenderung di sepelekan. Nah saat ini masyarakat khususnya petani baru sadar bahwa jamur ini membahayakan kebun kelapa sawit mereka," ujarnya, Sabtu (4/4).

Kelapa sawit kata pria yang meraih gelar insinyur di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada ahun 1981 dengan bidang studi Proteksi Tanaman itu, saat ini merupakan komoditi primadona di Indonesia. Namun pola pikir petani hanya terfokus pada produksi yang tinggi hingga melupakan ancaman Ganoderma tadi.

Fakta di lapangan, Provinsi Sumut dulu adalah penghasil kelapa sawit terbesar se-nusantara. Namun saat ini tidak sedikit pohon kelapa sawit yang bergelimpangan. Malah di tengah hamparan kebun yang luas itu terdapat lapangan-lapangan  terbuka lantaran robohnya tanaman kelapa sawit tadi. Tidak lain karena serangan Ganoderma.

"Lahan di Sumut sejatinya sudah berkali-kali dilakukan peremajaan. Nah serangan Ganoderma sendiri akan semakin meningkat di setiap generasi. Sudah 40% tanaman sawit di Sumut tumbang akibat jamur ini," terangnya.

Riau kata Darmono, adalah wilayah selanjutnya yang akan menjadi sasaran Ganoderma jika tidak diantisipasi. Malah saat ini sudah ada tanda-tanda yakni banyaknya tanaman yang terinfeksi jamur tersebut.

"Fase paling besar adalah usai dilakukan peremajaan besar-besaran," tuturnya.

Riau, Jambi dan Sumbar pada umumnya memiliki kebun kelapa sawit yang sudah cukup tua. Sehingga pasti akan ada peremajaan yang serentak secara besar-besaran. Pada fase inilah diprediksi ancaman Ganoderma semakin besar.

"Saat replanting akan ada tumpukan cincangan batang sawit yang akan mengundang Oryctes rhinoceros (kumbang tanduk) untuk datang. Bau dari cincangan batang sawit sedang bagi kumbang itu. Nah ancaman pertamanya kumbang tanduk. Ini akan terjadi sampai usia 5 tahun," paparnya.

Kemudian lanjutnya, jika sudah terlewati pada usia 10 tahun ancaman Ganoderma muncul semakin tinggi. Sebab tanaman yang semula terinfeksi Ganoderma akan menjadi sumber penularan untuk generasi berikutnya.

Integrasi sapi dan kelapa sawit yang saat ini menjadi program pemerintah guna memenuhi kebutuhan daging sapi juga dapat menjadi salah satu faktor penyebaran jamur ini, jika tidak dimanajemen dengan baik. Artinya harus ada usaha ekstra jika sistem itu dilakukan di perkebunan kelapa sawit.

Ternak sapi seharusnya dikandangkan tidak digembalakan di kebun kelapa sawit. Managemennya juga harus dibagi, misalnya pada perusahaan harus ada dua pengelolanya. Pertama di sisi produksi kebunnya dan yang kedua di sisi ternak sapi tadi.

"Paling bagus memang dikandangkan. Sehingga penularan itu bisa ditekan, meski memang tanpa keberadaan sapi pun Ganoderma dapat menukar. Buktinya banyak kebun terinfeksi tapi gak ada ternaknya," terangnya

Kemudian dari sisi kondisi tanah apakah lahan bertanah gambut ataupun mineral sama sama memiliki potensi tumbuhnya Ganoderma tadi. Bedanya di lahan gambut jamur itu cenderung menyerang bagian atas batang, sedangkan tanah mineral menyerang pangkal batang.

"Salah satu cara pengendalian Ganoderma adalah memulihkan lahan, sebab sesungguhnya lahan adalah faktor utama penyebaran jamur itu. Areal yang sudah terinfeksi harus dilakukan pemusnahan inokulum dengan cara membongkar tanah memusnahkan tunggul-tunggul, dan akar tanaman terinfeksi serta membakarnya. Lalu melakukan chiping dengan ketebalan 10 cm pada saat replanting. Bisa juga dengan pembuatan parit isolasi untuk tanaman yang terinfeksi pada populasi infeksi masih rendah," tandasnya.
 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS