Jumlah pemupukan kelapa sawit di Bengkulu Utara turun lebih dari 30% dalam dua tahun terakhir.
KONDISI harga kelapa sawit di Provinsi Bengkulu yang dinilai belum berada pada titik ideal mendatangkan sejumlah implikasi. Antara, petani tidak bisa lagi melakukan pemupukan sesuai kebutuhan tanaman.
Informasi yang diterima menyebutkan,
banyak petani kelapa sawit di daerah itu telah menghentikan proses pemupukan pada tanaman sawit mereka. Hal ini disebabkan mahalnya harga pupuk, tak seiring perbaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.
Salah seorang petani di Bengkulu Utara, Budi Santoso mengungkapkan, kesulitan yang dihadapi oleh petani kelapa sawit di wilayahnya. Dimana saat ini harga pupuk telah mencapai Rp 500 ribu per karung.
"Harga pupuk yang terus melambung tinggi membuat kami sulit untuk membelinya secara teratur. Kami sudah tidak bisa lagi memupuk tanaman sawit seperti sebelumnya," ujarnya dengan nada kesal, Senin (6/5).
Menurut data yang dihimpun dari Dinas Pertanian Bengkulu Utara, tercatat penurunan signifikan dalam penggunaan pupuk di sektor kelapa sawit dalam beberapa tahun terakhir.
"Jumlah pemupukan kelapa sawit di Bengkulu Utara turun lebih dari 30% dalam dua tahun terakhir," kata Kepala Dinas Pertanian Bengkulu, Desman Siboro.
Kondisi ini semakin diperparah dengan rendahnya harga TBS kelapa sawit di pasaran. Bahkan saat ini harga TBS kelapa sawit hanya Rp 2.200 per kilogram.
"Kami sudah berjuang keras untuk merawat tanaman sawit, namun harga TBS yang terus merosot membuat kami sulit untuk mendapatkan penghasilan yang layak," ungkap Siti Rahayu, seorang petani lainnya.
Para petani juga menyoroti kebijakan pemerintah yang dinilai belum memberikan solusi konkret terhadap permasalahan yang mereka hadapi.
"Kami berharap pemerintah dapat memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini, seperti subsidi pupuk atau kebijakan harga TBS yang lebih menguntungkan bagi petani," tambah Budi Santoso.
Mengenai hal ini, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon mengatakan pemerintah sedang mengkaji berbagai langkah untuk membantu petani kelapa sawit.
"Kami sadar akan tantangan yang dihadapi oleh petani kelapa sawit, dan sedang mencari solusi yang tepat untuk mendukung mereka," katanya.
Selain itu, pemerintah daerah Bengkulu juga berencana untuk mengadakan pertemuan dengan para pemangku kepentingan terkait, termasuk petani kelapa sawit, untuk mencari solusi bersama.
"Kami akan menggali berbagai masukan dari para petani dan berusaha untuk menyusun kebijakan yang dapat memberikan dampak positif bagi mereka," pungkasnya.