https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Puluhan Tahun Berupah Rp90.000/Hari Siapa yang Kuat?

Puluhan Tahun Berupah Rp90.000/Hari Siapa yang Kuat?

Ilustrasi buruh perusahaan sawit. Foto: Dok. Elaeis

"Ketika daya beli menurun malah upah tidak dinaikkan."

TIDAK tahan berkepanjangan dalam kondisi kekurangan, para buruh perusahaan perkebunan kelapa sawit di Bengkulu berharap adanya kenaikan upah pada tahun ini. Sebab sejak puluhan tahun upah mereka tidak pernah mengalami kenaikan.

Ketua Konfederasi SPSI Provinsi Bengkulu, Aizan Dahlan SH menilai, buruh perkebunan kelapa sawit di Bengkulu berhadap adanya kenaikan upah. Pasalnya upah mereka selama puluhan tahun bertahan diangka Rp 90 ribu per hari.

"Masa sudah hampir 10 tahun upah mereka masih Rp 90 ribu per hari, sementara upah kuli bangunan saja saat ini minimal sudah Rp 150 ribu," kata Aizan, Jumat (10/5).

Ia menceritakan, di tengah penurunan daya beli petani sawit atau tingkat konsumsi rumah tangga seharusnya perusahaan perkebunan kelapa sawit menaikkan upah. Tujuannya agar daya beli masyarakat khususnya buruh perkebunan sawit meningkat.

"Ini sebaliknya, ketika daya beli menurun malah upah tidak dinaikkan," tuturnya.

Selain itu, menurutnya, para buruh perkebunan sawit juga berpotensi menjual barang-barang berharganya demi bertahan hidup di tengah ketidakpastian ekonomi global yang terus mengancam. Apalagi, banyak buruh yang tidak mendapatkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah hingga saat ini.

"Banyak buruh perkebunan sawit yang tidak mendapatkan bansos dari pemerintah, otomatis demi bertahan hidup mereka terpaksa harus menjual barang berharga," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Safaruddin berharap, buruh dan pekerja di sektor kelapa sawit di Bengkulu bisa mendapatkan upah yang sesuai. Sehingga mereka tetap sejahtera.

"Kita berharap upah mereka bisa naik, kita minta perusahaan kelapa sawit mengabulkan keinginan buruh," tutupnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS