"Akibatnya, produksi kebun kelapa sawit kita anjlok."
KETIKA di banyak belahan dunia cuaca terasa terik memanggang, kondisi sebaliknya terjadi di Kampar, Riau. Akibat hujan berkepanjangan mengundang datangnya musibah banjir.
Akibatnya, sebagian kebun kelapa sawit milik Koperasi Produsen Petani Sawit Makmur (Koppsa-M) yang ada di Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, kembali terendam banjir. Ini akibat curah hujan yang cenderung tinggi beberapa waktu belakangan ini.
"Kalau dihitung-hitung, kebun kita sudah terendam banjir sejak 6 bulan lalu," ujar Ketua Koppsa-M Nusirwan, Jumat (10/5).
Ia menyampaikan, luas kebun yang terpendam banjir hampir mencapai separuh total luasan kebun Koppsa-M. Dimana total luas kebun mencapai 1.650 hektar namun luasan kebun produktif dan dapat dikelola hanya 800 hektar.
"Tentu akibatnya, produksi kebun kelapa sawit kita anjlok. Bahkan sampai menyentuh kisaran 50%," sambungnya
Gara-gara itu, penghasilan petani anggota Koppsa-M juga ikut turun. Sebab harus mengeluarkan biaya operasional yang cukup tinggi lantaran banjir.
"Operasional tinggi, dalam pengangkutan hasil kebun kita membutuhkan sampan agar dapat keluar dari kebun. Belum lagi jalan kebun yang juga sebagian membutuhkan perbaikan," terangnya.
Nusirwan mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah upaya. Namun lantaran lokasi kebun berdampingan dengan Sungai Kampar, maka luapan sungai tersebut tidak dapat dibendung.
Sementara saat ini pihaknya tengah mengajukan bantuan Sarana dan Prasarana (Sarpras) BPDPKS lewat Dinas Perkebunan Kampar.
"Saat ini sedang proses administrasi keanggotaan, Disbun tengah penjadwalan sosialisasi ke Koppsa-M pada bulan Mei ini," tuturnya.
"Dalam kondisi kebun dan infrastruktur yang sangat memprihatinkan yakni dari luas pembangunan kebun yang diklaim PTPN V 1.650 hektar, dan hanya produktif atau bisa dikelola seluas 800 hektar, ditanam lagi anggota petani dibebani tagihan hutang Rp140 miliar, tentu program bantuan Sarpras sangat membantu sekali," pungkasnya.