https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Soal Perbaikan Upah, Para Buruh Sawit Diminta Bijak dengan Kondisi

Soal Perbaikan Upah, Para Buruh Sawit Diminta Bijak dengan Kondisi

Ilustrasi buruh sawit. Foto: koran-jakarta.com

"Saat ini kami juga harus mempertimbangkan kondisi ekonomi yang sulit."

KEINGINAN para buruh kelapa sawit di Provinsi Bengkulu untuk mendapatkan upah yang layak sepertinya belum akan terealisasi. Harga tandan buah segar (TBS) sawit yang rendah menjadi salah satu penghalang untuk itu.

Menyikapi itu, Seperti diketahui, para pekebun sawit di Bengkulu mengajukan permohonan kepada para buruhnya untuk tidak memaksakan diri dalam menuntut kenaikan upah.  Hal ini disebabkan oleh lonjakan harga pupuk kimia yang tinggi serta penurunan harga TBS kelapa sawit yang terus menerus.

Menurut Bambang Suryanto, seorang pekebun sawit di Bengkulu yang juga pengurus kelompok tani, kondisi saat ini sangat menantang bagi para pekebun sawit. Sehingga sangat tidak mungkin pihaknya menaikkan upah buruh kelapa sawit.

"Kami memahami keinginan para buruh untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik, namun saat ini kami juga harus mempertimbangkan kondisi ekonomi yang sulit," ujar Bambang, Jumat (10/5)

Bambang mengatakan, penurunan harga TBS kelapa sawit merupakan salah satu faktor utama yang membuat pendapatan para pekebun menurun drastis. Jika harga TBS kelapa sawit naik, maka kenaikan upah bukanlah hal yang mustahil dilakukan oleh pihaknya.

"Harga TBS yang terus merosot membuat kami sulit untuk menghasilkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk menaikkan upah buruh kebun," tambah Bambang.

Sementara itu, harga pupuk kimia yang terus meningkat juga memberikan tekanan tambahan bagi para pekebun. Sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pemasukan yang diperoleh.

"Kami harus membeli pupuk dengan harga yang lebih tinggi namun hasil panen yang kami dapatkan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan," ungkap Bambang.

Dalam situasi seperti ini, para pekebun berharap agar buruh-buruhnya dapat memahami kesulitan yang mereka hadapi. Sebab bagaimanapun kenaikan upah harus diikuti oleh kenaikan harga TBS kelapa sawit.

"Kami tidak ingin menolak hak-hak buruh, namun kami juga berharap agar mereka dapat bersikap bijaksana dalam menuntut kenaikan upah," kata Bambang.

Meskipun demikian, tidak semua buruh sepakat dengan permohonan tersebut. Sebab menurut mereka buruh juga memiliki keluarga yang harus dihidupi.

"Kami mengerti kesulitan yang dihadapi para pekebun, namun kami juga harus memikirkan kesejahteraan keluarga kami. Kenaikan upah sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ungkap Slamet, salah seorang buruh sawit di Bengkulu.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS