https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Petani

Upah Sabit Rumput Naik di Tengah Produksi Turun dan Harga TBS Sawit Rendah

Upah Sabit Rumput Naik di Tengah Produksi Turun dan Harga TBS Sawit Rendah

Pekerja menyabit rumput di kebun sawit. Foto: steemit.com

"Situasi ini semakin memperparah ketidakpastian ekonomi saat ini."

TIDAK putus dirundung masalah, demikian kira-kira gambaran umum kondisi para petani kelapa sawit di Provinsi Bengkulu.

Terakhir,  petani kelapa sawit di daerah itu menghadapi tantangan baru dengan naiknya biaya tebas rumput di kebun sawit. Menurut laporan terbaru, biaya tersebut telah mencapai Rp 1,8 juta per hektar, naik dari sebelumnya yang hanya Rp 1,2 jutaan per hektar. Hal ini membuat petani kelapa sawit di daerah tersebut merasa terbebani.

Salah satu petani sawit di Bengkulu Selatan, Firdaus mengungkapkan, kekhawatirannya terkait kenaikan drastis biaya tebas kebun sawit. Sementara itu, produksi dan harga TBS kelapa sawit terus mengalami penurunan.

"Upah tebas kebun sawit saat ini sudah sangat mahal mencapai Rp 1,8 juta per hektar sementara produksi dan harga TBS kelapa sawit terus menurun," ungkapnya, Sabtu (11/5).

Selain itu, para petani juga mengalami penurunan produksi dan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Hal ini membuat kondisi ekonomi para petani semakin sulit, dengan biaya produksi yang meningkat sementara pendapatan menurun.

"Situasi ini semakin memperparah ketidakpastian ekonomi saat ini," tambah Firdaus.

Kenaikan biaya tebas rumput ini menjadi sorotan utama di kalangan petani kelapa sawit. 

Menyikapi hal ini, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu berjanji untuk mencari solusi terbaik guna mengatasi masalah biaya tebas rumput yang merugikan petani sawit. 

"Kami akan berupaya untuk mencari solusi terbaik agar petani tidak terlalu terbebani dengan kenaikan biaya tebas rumput yang signifikan ini," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon.

Beberapa alternatif solusi seperti penyediaan alat-alat tebang yang lebih efisien dan ramah lingkungan juga akan dipertimbangkan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membantu mengurangi beban biaya produksi bagi para petani kelapa sawit di Bengkulu.

"Kami juga akan memberikan bantuan mesin potong rumput ke sejumlah kelompok petani sawit di Bengkulu," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS