"Komitmen bersama ini pada akhirnya akan berimbas pada peningkatan pendapatan petani."

HARGA penjualan kelapa sawit di Provinsi Riau tergolong tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah penghasil kelapa sawit lainnya di Indonesia.

Kenapa bisa? Menurut Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja, membaiknya tata kelola penetapan harga kelapa sawit merupakan upaya yang serius dari seluruh stakeholder yang didukung oleh Pemerintah Provinsi Riau dan Kejaksaan Tinggi Riau.

"Komitmen bersama ini pada akhirnya tentu akan berimbas pada peningkatan pendapatan petani yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat," kata Defris, kemarin.

Dikatakan, dalam penetapan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, Disbun Riau dan tim penetapan harga pembelian TBS kelapa sawit produksi pekebun selalu melakukan perbaikan tata niaga agar penetapan harga ini sesuai dengan regulasi dan berkeadilan untuk kedua belah pihak yang bermitra.

Sebagai salah satu contoh, harga TBS sawit kemitraan plasma dan swadaya di Provinsi Riau untuk periode 6-12 Maret 2024 ditetapkan naik. 

Defris Hatmaja menyebutkan bahwa kenaikan harga minggu ini lebih disebabkan karena faktor naiknya harga CPO dan kernel.