https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Tak Cuma Kebun Sawit, Abrasi di Daerah Ini Sudah Mengancam Keselamatan Warga

Tak Cuma Kebun Sawit, Abrasi di Daerah Ini Sudah Mengancam Keselamatan Warga

Ketua Kelompok Perempuan Sungai Lemau, Rania saat menunjukkan lokasi Abrasi. Foto: IST

"Setiap kali hujan deras, abrasi semakin parah."

"ABRASI yang terjadi di desa kami ini sangat mengkhawatirkan. Sekarang jaraknya hanya beberapa meter dari rumah warga. Ini bukan lagi masalah perkebunan saja, tapi juga menyangkut keselamatan kami," ujar Rania.

Ketua Kelompok Perempuan Sungai Lemau di Desa Pondok Kelapa, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, 

mengatakan itu terkait kekhawatiran mendalam di kalangan warga setempat, mengingat abrasi yang semakin mendekat.

Menurut Rania, abrasi yang terjadi di wilayah tersebut disebabkan oleh erosi tanah yang semakin parah setiap tahunnya. Tingginya intensitas curah hujan serta gelombang laut yang deras menjadi faktor utama penyebab abrasi tersebut. 

"Abrasi ini terjadi karena gelombang laut yang sangat deras terutama saat musim hujan," jelas Rania, Jumat (17/5).

Warga setempat telah berupaya melakukan berbagai tindakan untuk mengurangi dampak abrasi, termasuk menanam pohon di sepanjang tepi sungai dan membuat tanggul sederhana. Namun, upaya ini masih belum cukup untuk menahan laju abrasi yang terus terjadi. 

"Kami sudah menanam pohon dan membuat tanggul, tetapi itu belum cukup. Setiap kali hujan deras, abrasi semakin parah," kata Rania.

Pemerintah setempat pun telah menyadari situasi ini dan berjanji akan mengambil tindakan yang lebih konkret untuk membantu masyarakat Desa Pondok Kelapa. Kepala Desa Pondok Kelapa, Alamsyah menyatakan bahwa pihaknya telah melaporkan kondisi tersebut kepada pemerintah kabupaten dan berharap ada bantuan yang segera datang. 

"Kami sudah melaporkan masalah ini ke pemerintah kabupaten. Kami berharap ada tindakan cepat dan nyata untuk mengatasi abrasi ini," ungkap Alamsyah.

Selain itu, banyak warga yang mengandalkan kebun sawit sebagai sumber penghasilan utama mereka. Kehilangan lahan pertanian akibat abrasi ini tentu akan berdampak besar pada perekonomian desa. 

"Sebagian besar warga di sini bergantung pada kebun sawit. Jika lahan kami hilang, kami akan kehilangan mata pencaharian," kata seorang warga, Joko.

Pakar lingkungan dari Universitas Bengkulu, Dr. Andi Prasetya, menyarankan perlunya pendekatan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah abrasi ini. 

"Pembangunan tanggul yang kuat, reboisasi dengan tanaman keras, serta pengelolaan aliran air yang baik sangat penting. Ini harus menjadi prioritas untuk melindungi lahan sawit dan pemukiman warga," pungkasnya.

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS