https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Ragam

Sawit Watch Minta Dikaji Ulang Rencana Pengembangan Sawit di Pulau Jawa

Sawit Watch Minta Dikaji Ulang Rencana Pengembangan Sawit di Pulau Jawa

Ornop atau NGO Sawit Watch dengan tegas tidak merekomendasikan pembangunan perkebunan kelapa sawit di Pulau Jawa (Foto: Sawit Watch)

"Di Pulau Jawa keberadaan perkebunan sawit berdampak munculnya permasalahan di tengah masyarakat."

DIREKTUR Eksekutif Sawit Watch Achmad Surambo mengatakan perlu dikaji ulang rencana pengembangan perkebunan kelapa sawit di Pulau Jawa.

"Selanjutnya pemisahan wilayah untuk pengembangan komoditas pangan dan perkebunan menjadi penting agar melindungi lahan pangan," kata Surambo

dalam sebuah diskusi yang ditaja di Jakarta.

Surambo juga menilai penting untuk membuat kebijakan daerah perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan di level daerah untuk menjaga sumber pangan dari ancaman alih fungsi.

"Berikutnya, terkait pemanfaatan lahan keterlanjuran di kawasan hutan, dapat diajukan perhutanan sosial (perhutsos) melalui proses jangka benah dengan model agroforestri atau reforestasi," ujar Rambo.

Kemudian, kata dia, Sawit Watch tidak merekomendasikan penanaman sawit baru yang dilakukan di area konservasi, seperti pesisir dan kaki gunung yang memiliki tutupan hutan.

"Lalu, Pemerintah perlu mengawasi keberadaan kebun sawit baru atau alih fungsi menjadi perkebunan sawit agar tidak memunculkan permasalahan," tegas Achmad Surambo.

Achmad Surambo mengatakan semua hasil kajian pihaknya tentang sawit di Pulau Jawa dituangkan dalam buku 

berjudul "Gula-gula Sawit di Pulau Jawa (Harapan Manis Berbuah Tangis?)".

Sawit Watch merupakan salah satu organisasi nonpemerintah atau non government organization (ornop/NGO) yang berskala nasional. Berkantor di Bogor, Provinsi Jawa Barat, organisasi ini memiliki fokus pada pengawasan kebijakan dan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Sebelumnya dijelaskan, fakta-fakta yang ditemui antara lain adalah jika melihat dalam kerangka kebijakan nasional, Pulau Jawa tidak dikembangkan untuk industri sawit.

Rambo bilang Pulau Jawa justru dikembangkan untuk subsektor perkebunan lainnya yakni perkebunan tebu, kopi, kakao dan kelapa. 

"Dan pengembangan sawit juga tidak direncanakan di Pulau Jawa. Sawit di Pulau Jawa, termasuk Provinsi Banten, bukan komoditas unggulan," kata Surambo.

Pihaknya melihat perkebunan sawit sekadar menjadi komoditas potensial yang kerap memiliki daya tarik yang kuat bagi sejumlah daerah di Pulau Jawa.

Hal ini terjadi arena dikaitkan dengan segelintir kisah sukses pengembangannya di dua pulau, yakni Sumatera dan Kalimantan. 

"Padahal faktanya, di Pulau Jawa, keberadaan perkebunan sawit juga berdampak pada munculnya permasalahan di tengah masyarakat," ungkap Rambo, dalam keterangan resmi yang diterima, Sabtu (18/5).

"Seperti  konflik lahan, permasalahan lingkungan, hingga munculnya permasalahan pembayaran lahan yang tertunda selama berbulan-bulan," Rambo menambahkan. 

Pihaknya mengakui kalau perkebunan kelapa sawit telah dianggap sebagai komoditas strategis nasional. 

Namun ia mengingatkan agar peran perkebunan sawit sebagai komoditas strategis daerah, khususnya di Pulau Jawa, perlu dikaji secara mendalam.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS