"Tanaman kelapa sawit memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap kekeringan."

KEPALA Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, M Rizon SHut MSi, mengatakan, tanaman padi sebenarnya lebih menguntungkan dibandingkan kelapa sawit. 

Salah satunya jika produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dalam satu hektar bisa menurun, produksi padi dalam satu hektar cenderung tetap. 

"Produksi padi jarang turun dan tidak ada trek, nah kalau sawit pasti ada penurunan produksi," kata Rizon, Selasa (21/5).

Rizon mengaku, dengan produksi yang tetap maka petani akan lebih mudah menghitung keuntungan. Jika produksi padi dalam satu hektar mencapai 6 ton dan rata-rata per ton mampu menjadi 650 kilogram beras maka dalam sekali panen padi mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp 78 juta.

"Dengan lahan seluas 1 hektar selama 3 bulan petani bisa mengantongi pendapatan Rp 78 juta," ujar Rizon.

Sementara itu, pendapatan dari kebun sawit selama 3 bulan masih kalah dengan padi. Jika dalam satu hektar hanya mampu panen 500 kilogram maka selama 3 bulan petani hanya mampu mendapatkan Rp 6 juta jika harga TBS kelapa sawit sebesar Rp 2 ribu per kilogram.

"Bayangkan dengan luasan lahan yang sama, pendapatan dari kebun sawit masih kalah dengan padi," tambah Rizon.

Meski begitu, Rizon mengakui keunggulan tanaman kelapa sawit dalam kondisi kemarau. Meskipun tanaman ini tetap ikut terpengaruh dampak kemarau, namun tanaman ini lebih kuat dibandingkan tanaman padi.

"Tanaman kelapa sawit memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap kekeringan. Akarnya yang dalam dan sistem perakarannya yang kuat membuatnya tetap tumbuh dengan baik meskipun cuaca sangat panas dan kekurangan air," ujarnya.

Selain itu, Ia juga menyebutkan bahwa petani menghargai aspek ekonomi dari budidaya kelapa sawit. Bahkan saat ini harga TBS kelapa sawit lebih stabil dibandingkan tanaman padi.

"Hasil dari tanaman kelapa sawit bisa dijual dengan harga yang stabil, sehingga memberikan keuntungan yang lebih pasti bagi petani," tambahnya.

Kecenderungan tersebut juga didukung oleh perkembangan industri kelapa sawit di daerah tersebut. Semakin banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berinvestasi di Bengkulu, sehingga memberikan peluang bagi petani untuk menjual hasil panen mereka.

"Dulu banyak petani menanam padi, tapi sering kali gagal panen karena musim kemarau yang panjang. Sekarang, saya beralih ke kelapa sawit, dan hasilnya jauh lebih baik. Penghasilan saya meningkat dan lebih stabil," pungkasnya.