https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Persona

Sempat Terkubur, Mimpi Siti Berkuliah Bangkit Lagi Setelah Dibantu Asosiasi Petani Sawit

Sempat Terkubur, Mimpi Siti Berkuliah Bangkit Lagi Setelah Dibantu Asosiasi Petani Sawit

Siti Aisyah (kanan) bersama Dekan Fakultas Pertanian UPP, Lufita Nur Alfiyah MSi. foto: ist.

"Kalau di UPP berarti saya tetap bisa merawat ayah saya."

TIDAK satu jalan ke Roma. Siti Aisyah, gadis cantik yang kini berusia 18 tahun, menafsirkan pribahasa itu dengan sebuah realitas yang kini tengah ia hadapi.

Yaitu, terpaksa mengundurkan diri dari sebuah universitas negeri di Riau setelah diterima melalui jalur prestasi bersebab uang kuliah tunggal (UKT) yang mahal, eh, ada saja tangan lain yang membantunya untuk membangkitkan lagi harapan itu.

Anak tunggal dari keluarga bersahaja itu ternyata dibantu oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) sehingga berhasil mendapatkan beasiswa sawit.

Selasa (28/5), Siti membuat rekaman video untuk mengungkapkan rasa syukurnya.

"Alhamdulillah di saat saya sedih, ternyata ada organisasi petani sawit Apkasindo yang prihatin kepada nasib saya," kata Siti dalam video yang diunggah Ketua Umum DPP Apkasindo, Dr Gulat ME Manurung, Rabu (29/5) pagi. 

"Apkasindo langsung mengulurkan tangan kepada saya untuk meraih cita-cita. Saya diberikan jalan lurus mendapatkan beasiswa SDM sawit program terpadu dari BPDPKS dan Kementerian Pertanian melalui jalur afirmasi," sambungnya.

Di video itu, wajah haru Siti tak bisa disembunyikan. Dia sangat bersyukur karena ada asosiasi petani yang begitu perhatian atas nasibnya. 

Apalagi, di jalur afirmasi itu, dia diberikan kebebasan untuk memilih kampus yang dia mau. 

Ada 23 kampus mitra BPDPKS yang bisa dipilihnya. Semuanya tersebar dari Aceh sampai Papua.

"Dari 23 kampus itu, saya melihat ada satu kampus di kabupaten saya, yaitu Universitas Pasir Pengaraian atau UPP. Dan saya langsung memilihnya sebagai pilihan pertama saya," kata Siti. 

Alasannya memilih UPP cuma satu, dia ingin terus bisa merawat ayahnya. Karena saat ini, mereka hanya tinggal berdua sejak ibundanya meninggal dunia. 

"Karena kalau di UPP berarti saya tetap bisa merawat ayah saya. Saya anak satu-satunya dan saya yang selalu merawat ayah setelah ditinggal almarhumah ibu," ucapnya.

Siti juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Gulat Manurung yang memberikan perhatian khusus kepadanya sehingga bisa kembali merajut cita-cita yang hampir terkubur. 

"Terima kasih kepada seseorang yang saya sendiri belum pernah bertemu dengannya, tapi begitu besar perhatiannya. Namanya Bapak Gulat Manurung. Terima kasih Pak, semoga ada Siti-Siti lain yang beruntung," ucapnya. 

Sebelumnya, gadis asal Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, itu sempat mengubur harapannya mengecap pendidikan tinggi karena himpitan ekonomi. 

Dia tidak mau orang tuanya terbebani oleh uang kuliah tunggal (UKT) di sebuah universitas negeri di Riau yang cukup mahal. Ayahnya, Fendy, hanyalah petani sawit kecil yang kini berusia 64 tahun. 

Oleh bantuan asosiasi itu,  cita-cita Siti berkuliah di Jurusan Agroteknologi bakal kesampaian. Beruntungnya lagi, dia tidak perlu memikirkan UKT lagi. Alumni SMA Negeri 1 Pendalian ini akan menerima beasiswa penuh dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS