https://myelaeis.com


Copyright © myelaeis.com
All Right Reserved.
By : Aditya

Berita > Petani

Siap Beralih Atas Nama 'Demi Kepentingan Bersama'

Siap Beralih Atas Nama

Karena banyak petani yang beralih ke sawit, membuat harga beras di Bengkulu menjadi tinggi. Pedagang bersama beras dagangannya di Bengkulu. Foto: rri.co.id

Direncanakan bantuan teknis dan pembenihan padi kepada petani sawit yang bersedia melakukan diversifikasi tanaman.

KETIKA nilai ekonomi tanaman kelapa sawit jauh lebih menjanjikan dibandingkan dengan tanaman pangan, apakah bisa --karena alasan-alasan tertentu-- untuk membudidayakan tanaman padi?

Sejumlah petani kelapa sawit di Provinsi Bengkulu menjawab pertanyaan itu  dengan mantap: bisa. Sejumlah petani di daerah itu menyatakan siap beradaptasi dengan perubahan tanaman. Atau melakukan diversifikasi.

Contohnya Lukman (43), seorang petani di Kota Bengkulu, yang mengatakan bahwa demi kepentingan bersama, pihaknya akan siap menanam tanaman padi.

"Meskipun awalnya agak sulit beralih, tapi jika itu untuk kepentingan bersama dan dapat mendukung stabilitas harga beras, kami bersedia," paparnya.

Lukman mengatakan hal itu untuk menanggapi imbauan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu agar para petani di daerah itu tidak hanya menanam kelapa sawit saja, tetapi juga bisa menanam tanaman padi. 

Hal dilakukan  guna mengatasi tingginya harga gabah kering di daerah ini. Dimana saat ini, harga gabah kering telah mencapai Rp 6.600 per kilogram, melebihi harga normal pada musim panen padi sebesar Rp 5.300 per kilogram.

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah menyatakan tingginya harga gabah kering disebabkan oleh minimnya petani di Bengkulu yang menanam padi. Mereka rata-rata lebih banyak menanam kelapa sawit. Dampaknya, harga beras di Bengkulu menjadi cukup mahal hingga Rp 24 ribu per cupak.

"Karena banyak yang menanam sawit dan minim petani yang menanam padi membuat harga gabah naik, sehingga berdampak pada tingginya harga beras di Bengkulu," kata Rohidin, Kamis (7/3).

Pemprov Bengkulu berencana memberikan bantuan teknis dan pembenihan padi kepada petani sawit yang bersedia melakukan diversifikasi tanaman. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produksi padi lokal dan merangsang penurunan harga gabah kering. 

"Tidak hanya petani sawit, masyarakat diharapkan mendukung kebijakan ini untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan," tambah Rohidin.

Sejauh ini, kebijakan ini mendapat respons positif dari sebagian besar pihak. Sementara pemerintah terus berkoordinasi dengan berbagai stakeholder untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan ketahanan pangan di Bengkulu.

"Untuk respon yang kami terima positif, dan banyak yang mau menanam padi, kami optimis dengan terus berkoordinasi dengan berbagai stakeholder ekonomi dan ketahanan pangan di Bengkulu tetap terjaga," tutupnya.



 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait