"Sosialisasi ini sangat penting."

KETUA Asosiasi Karya Serumpun, Juliono berterima kasih karena telah mendapat kesempatan untuk menyerap pengetahuan terkait pengembangan dan pendanaan sarpras perkebunan kelapa sawit.

Juliono mengatakan itu menyusul petani sawit swadaya yang tergabung dalam Asosiasi Karya Serumpun di Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau, mendapat kesempatan mengikuti sosialisasi Program Sarana dan Prasarana (sarpras) perkebunan kelapa sawit.

Sosialisasi yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) ini berlangsung pada 28-29 Mei di Pekanbaru.

"Sosialisasi ini sangat penting. Karya Serumpun punya 704 petani dampingan yang tersebar dalam 22 kelompok tani. Program sarpras dibutuhkan supaya petani lebih sejahtera," katanya, Senin (3/6).

Berbagai materi disampaikan sejumlah nara sumber pada kegiatan itu, termasuk bagaimana cara mengklaim jenis bantuan yang diperlukan pekebun kelapa sawit sesuai KEPDIRJEN NO 62/Kpts/KB.410/06/2023.

Menurutnya, kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan pekebun kelapa sawit sudah mulai terasa melalui penyediaan dana replanting dan sertifikasi ISPO oleh BPDPKS.

Meski begitu, para petani masih dihadapkan pada berbagai tantangan diantaranya perubahan iklim, fluktuasi harga, dan akses terhadap teknologi modern.

Oleh karena itu, dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.

"Karya Serumpun berkomitmen untuk terus mendampingi petani dalam mengimplementasikan praktik-praktik terbaik yang telah dipelajari. Dengan kolaborasi yang kuat antara lembaga, pemerintah, dan petani, maka masa depan perkebunan kelapa sawit di Bumi Lancang Kuning akan semakin cerah," tukasnya.