NTP nasional periode Mei 2025 116,71 atau turun 0,06 persen
DIREKTUR Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS), Windhiarso Ponco Adi, menjelaskan dari lima subsektor penyusun, nilai tukar petani (NTP) Tanaman Perkebunan Rakyat mencatatkan nilai tertinggi pada Mei 2024.
"NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada Mei 2024 sebesar 145,50 atau naik 0,33 persen," ujarnya, Senin (3/6).
Kemudian NTP subsektor Tanaman Hortikultura sebesar 124,09 atau naik 1,26 persen, NTP subsektor Tanaman Pangan sebesar 104,63 atau turun 0,86 persen, NTP subsektor Peternakan 103,59 atau naik 0,76 persen, dan NTP subsektor perikanan 101,33 atau turun 0,78 persen.
"NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi," jelasnya.
Lebih lanjut, Windhiarso mengatakan, pada Mei 2024, NTP Provinsi Sulawesi Barat mengalami penurunan terbesar dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya, yakni mencapai 3,13 persen.
"Sebaliknya, NTP Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalami kenaikan tertinggi, yakni sebesar 2,17 persen, dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya," pungkasnya.
Secara umum, dijelaskan Windhiarso, BPS mencatat NTP nasional pada periode Mei 2025 sebesar 116,71 atau turun 0,06 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.
Penurunan NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) turun menjadi 0,16 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mencapai 0,10 persen.